TEMPO.CO, Jakarta -Festival film Eksperimental dan Dokumenter Internasional Arkipel akan menayangkan 130 film dari 30 negara.
"Film tersebut terdiri dari film-film yang dipilih dalam international competition, film pilihan asian young curators, special presentation dari festival film dokumenter dan eksperimen di berbagai negara, special screening dan world premiere," kata Yuki Aditya, Direktur Festival Arkipel 2015, belum lama ini.
Festival tahun ini mengambil tema "grand illusion." Tema ini berangkat dari judul film produksi tahun 1937 karya Jean Renoir. Ide film ini berangkat dari buku Norman Angell tahun 1910 yang berjudul The Great Illusion, A Study of the Military Power to National Advantage. Buku tersebut mengkritik kemanusiaan pada masa perang dunia kedua.
Gagasan Renoir dan Angell dalam dua medium tersebut mengemukakan bahwa kemanusiaan dalam,peradaban kita telah tercerai berai oleh konflik dan pilihan-pilihan politik.
"Itu sebabnya tema 'grand illusion' menjadi tema yang relevan," ujar Yuki. Pada satu sisi, tema ini berkaitan dengan perubahan demokrasi Indonesia menuju perbaikan, namun di sisi lain, persoalan kemanusiaan masih tetap menghantui. Indonesia merupakan bangsa dengan sejarah sosial-politik yang penuh dengan ilusi-ilusi yang diproduksi oleh negara.
Yuki mengatakan gelaran ketiga Arkipel ini diharapkan dapat menjadi tontonan alternatif masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Jakarta. Film-film dalam gelaran ini tidak memiliki aturan yang baku, baik dari sisi plot, durasi ataupun gaya pengambilan gambar. "Penonton bebas menerjemahkan apa yang mereka lihat di layar," katanya.
Arkipel diselenggarakan oleh forum lenteng. Film-film dalam festival ini tayang di Kineforum, Goetehaus, Institut Francais D' Indonesie dan Blitz Megaplex Pacific Place. Festival ini juga mengadakan antara lain bincang kurator di Auditorium dan kuliah umum dari Benjamin Cook, Direktur Lux Moving Image--agensi distributor film eksperimen di Inggris.
AMANDRA