Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Tokoh Sastrawan Indonesia, Abdul Hadi WM dengan Berbagai Prestasinya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sastrawan Abdul Hadi WM sedang membahas puisi-puisi dalam buku
Sastrawan Abdul Hadi WM sedang membahas puisi-puisi dalam buku "Pasie Karam" di Meulaboh, Aceh Barat, Sabtu malam, 27 Agustus 2016. Acara itu bagian dari Temu Penyair Nusantara yang berlangsung pada 27-30 Agustus 2016. Tempo/Mustafa Ismail
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemarin, tepat 78 tahun dari kelahiran sastrawan Indonesia mendiang Abdul Hadi WM. Sastrawan kelahiran yang lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur pada 24 Juni 1946 ini telah banyak menghasilkan beragam karya dunia sastra Indonesia.

Pada awal tahun ini, tepatnya 19 Januari 2024, kabar duka untuk dunia sastra Indonesia, sebab Abdul Hadi telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. 

Semasa hidupnya, Abdul Hadi WM. atau dikenal dengan nama lahir Abdul Hadi Wiji Muthari ialah sosok pemikir yang telah banyak menyumbangkan buah pikirnya yang semuanya tersusun rapi dalam karyanya berupa buku kajian, antologi puisi, esai mengenai tokoh-tokoh muslim dunia, dan artikel lepas yang tersebar di majalah Horison, Dewan Sastera (Malaysia), surar-surat kabar nasional, dan beberapa karya terjemahan.

Dilansir dari jurnal Repository.uinjkt.ac.id, Abdul Hadi adalah sastrawan dan budayawan yang dikenal melalui karya-karyanya beraliran sufistik. Penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Abdul Hadi dalam bidang kesusastraan Melayu Nusantara serta pandangannya terhadap Islam prulalisme. Lahir dan dibesarkan oleh seorang ibu bernama RA Sumartiyah yang juga merupakan seorang putri bangsawan dari Keraton Surakarta, sedangkan ayahnya ialah sosok saudagar yang bekerja sebagai guru.

Sejak kecil, Abdul Hadi lahir dan dibesarkan di keluarga yang religius dan memiliki pesantren bernama “Pesantren An-Naba”. Sejak kecil, Abdul Hadi sudah berkenalan dan akrab dengan bacaan-bacaan berat dari pemikir terkenal, seperti Plato, Socrates, Imam Gozali, Rabindranath Tagore, dan Muhammad Iqbal. Selain itu, Abdul Hadi juga menyukai puisi-puisi karya Chairil Anwar dan Amir Hamzah.

Abdul Hadi menempuh pendidikan dasar dan sekolah menengah pertamanya (SMP) di Sumenep. Setelah lulus, Abdul Hadi merantau ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah atas (SMA). Kemudian, setelah lulus SMA, Abdul Hadi melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Ia mendaftar di Universitas Gajah Mada dan mengambil jurusan Filologi.

Tidak membutuhkan waktu lama, selang dua tahun yakni pada 1965 hingga 1967, Abdul Hadi berhasil lulus dari kuliah sarjananya dan dibobatkan sebagai sarjana muda. Setelahnya, Abdul Hadi pun melanjutkan pendidikannya untuk dapat meraih gelar doktoral. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Filsafat di Universitas Gajah Mada pada 1968-1971. Kemudian setelahnya, Abdul Hadi pindah ke Bandung untuk menempuh penididikan di Univesitas Padjajaran dengan mengambil Jurusan Antropologi Budaya pada 1971-1973.

Sejak kecil, Abdul Hadi telah menyukai puisi-puisi karya Chairil Anwar. Selama bersekolah di Sumenep pun, kecintaannya akan puisi tidak hilang. Pada mulanya, Abdul Hadi menyukai puisi-puisi karya Chairil Anwar dan Amir Hamzah. Sehingga, sejak dahulu Abdul Hadi telah condong menyukai puisi sufi disbanding puisi bergenre lain. Secara isi, ia lebih menyukai karya Amir Hamzah, tetapi secara kepenulisan ia lebih menyukai karya Chairil Anwar. Setelah menempuh pendidika di perguruan tinggi UGM, Abdul Hadi mendapatkan referensi lain tentang karya sufi, yaitu karya Rumi dan muridnya yaitu Iqbal.

Abdul Hadi terus menempuh pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Padjajaran, Abdul Hadi WM melanjutkan pendidikan pada 1973-1974 di Lowa City, Amerika Serikat untuk mengikuti International Writing Program di University of Lowa. Kemudian, ia pindah ke Hamburg, Jerman untuk memperdalam ilmu filsafat dan sastra.

Setelah itu, dalam perjalanan pendidikannya, Abdul Hadi mendapatkan gelar Ph. D. di Malaysia, tepatnya University Sains Malaysia di Penang.

Sebagai sosok penyair dan sastrawan produktif, Abdul Hadi WM telah meraih beberapa penghargaan yang membanggakan, antara lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1.     Pada 1969, Abdul Hadi WM. memperoleh penghargaan Puisi Terbaik II majalah sastra Horison.

2.     Pada 1978, Abdul Hadi memperoleh Hadiah Buku Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta.

3.     Pada 1979, memperoleh Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia

4.     Pada 1985, memperoleh Se Write Award di Bangkok, Thailand

5.     Pada 2003 memperoleh Anugerah Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara)

6.     Pada 2010, memperoleh penghargaan Styalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia.

7.     Pada 2011, memperoleh penghargaan dari Universitas Internasional Al-Mustafa, Qum Iran.

8.     Pada 2011, meraih penghargaan tertinggi untuk Kebudayaan (Satya Lencana Kebudayaan) dari Presiden RI.

Tidak hanya itu, berbagai karya puisinya telah banyak diterjemahkan ke dalam bahsaa Inggris, Prancis, Belanda, Jepang, Jerman, Cina, Thailan, Arab, Bengali, Urdu, Korea, dan Spanyol.

Pilihan editor: Sastrawan Abdul Hadi WM Meninggal, Gagasan Besarnya Sastra yang Kembali ke Akar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


D. Zawawi Imron Penerima Penghargaan Achmad Bakrie Awards 2024: Yang Hebat Bukan Saya, tapi Ayah dan Ibu Saya

33 hari lalu

Zawawi Imron. Foto : NU
D. Zawawi Imron Penerima Penghargaan Achmad Bakrie Awards 2024: Yang Hebat Bukan Saya, tapi Ayah dan Ibu Saya

Sastrawan D. Zawawi Imron menjadi satu dari lima penerima Penghargaan Achmad Bakrie XX 2024, untuk kategori apa? Berikut profilnya.


83 Tahun Rabindranath Tagore Wafat, Penyair Legendaris Kesusastraan India

42 hari lalu

Rabindranath Tagore. shutterstock.com
83 Tahun Rabindranath Tagore Wafat, Penyair Legendaris Kesusastraan India

Rabindranath Tagore seorang penyair Bengali, filsuf, dramawan, pelukis dan sastrawan terbaik sepanjang masa dalam kesusastraan modern india.


15 Tahun Kepergian W.S. Rendra, Berikut Profil Sang Burung Merak

43 hari lalu

Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
15 Tahun Kepergian W.S. Rendra, Berikut Profil Sang Burung Merak

W.S. Rendra telah berpulang 15 tahun lali. Nama dan karyanya terus melekat dalam khasanah sastra Indonesia.


Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

52 hari lalu

ekspresi Goenawan Mohamad saat membacakan narasi cerita Den Kisot diiringi Musik Bambu Deka sebagai bagian dari  pameran Sejauh Ini...di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jawa Barat, 15 Februari 2024. Den Kisot ditulis oleh Goenawan Mohamad dengan sutradara Endo Suanda berdasarkan cerita Don Quijote de la Mancha karya Miguel de Cervantes. TEMPO/Prima Mulia
Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

Goenawan Mohamad wartawan yang sastrawan itu hari ini berulang tahun ke-83. Ini perjalanan hidup dan karya-karyanya.


43 Tahun Lalu Kepergian Buya Hamka Ulama yang Sastrawan

56 hari lalu

Museum kelahiran Buya Hamka di danau maninjau, Agam, Sumatra Barat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
43 Tahun Lalu Kepergian Buya Hamka Ulama yang Sastrawan

Buya Hamka meninggal pada 24 Juli 1981 dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ini perjalanan ulama yang sastrawan.


Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

21 Juni 2024

Perwakilan dari 29 seniman dan budayawan Indonesia, seniman Ayu Utami memberikan keterangan pers usai menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Senin 1 April 2024. Dalam berkas yang disampaikan seniman dan budayawan menilai menunjukan banyaknya persoalan yang terjadi sejak tahap pencalonan hingga kampanye. TEMPO/Subekti.
Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

Ayu Utami penulis novel Saman dan Larung. Ia salah seorang pendiri AJI Indonesia dan turut mengajukan amicus curiae sengketa Pilpres 2024.


4 Buku Pramoedya Ananta Toer dengan Tema Perempuan yang Wajib Dibaca

22 Mei 2024

Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
4 Buku Pramoedya Ananta Toer dengan Tema Perempuan yang Wajib Dibaca

Deretan buku karya Pramoedya Ananta Toer bertema perempuan yang menarik untuk dibaca, Gadis Pantai hingga Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer.


Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

1 Mei 2024

Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.


18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

1 Mei 2024

Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

28 April 2024

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.