TEMPO.CO, Jakarta -Perhelatan pameran seni rupa dua tahunan, Jakarta Biennale 2015 akan dibuka Sabtu, 14 November 2015. Salah satu seniman yang ikut terlibat dalam acara ini adalah seniman dan kritikus seni asal Inggris, Jeremy Millar.
Kali ini dia tak memamerkan karya yang sempat membuat heboh—patung potret diri lelaki mati tenggelam, tapi akan menampilkan sebuah film. Sebuah yang terinspirasi perjalanan Arthur Rimbaud, seorang penyair Prancis yang pernah menjadi tentara Kerajaan Belanda dan singgah di Indonesia pada 1876.
Millar membuat karya film berdurasi 85 menit yang diambil dari 15 jam footage film yang diambilnya di London, Paris, Jakarta, Bogor, Tuntang, Salatiga hingga Semarang dalam film berjudul Abdo Rinbo.
Millar menyusuri sudut-sudut kota yang pernah dijelajahi Rimbaud yang saat itu sangat muda menjadi tentara Belanda lalu keluar dari ketentaraan dan mengembara ke berbagai tempat. “Saya tertarik menelusuri jejak dia, meskipun sama sekali tidak ada jejak yang tertinggal, proses editnya juga sangat kompleks,” ujar Millar ditemui usai kuliah umum di Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, 13 November 2015.
Millar mencoba menguak jejak penyair Prancis dan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari ruang, waktu dan kegiatan yang berbeda. Dia menggunakan simbol dalam puisi dan surat Rimabuaud yang kadang liris, dan puitis tetapi ada kalanya kasar dan sugestif. Dia menyorot pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam film itu Millar menjahit satu tempat ke tempat lain dengan aktivitas yang berbeda. Satu ketika dia menyorot sebuah bangunan mal megah di Prancis, kegiatan di London, lalu ruwetnya lalu lintas di sekitar Tanah Abang. Ada pula aktivitas orang membuat gamelan di Bogor, lalu ketika seseorang membuat wayang dan sepotong adegan yang sangat dramatis dengan gambar tangan berdarah, seperti luka bunuh diri di nadi.
“Yang paling saya suka ketika melihat orang membuat gamelan, sangat menakjubkan.” ujarnya.
Film besutannya itu disorotkan ke layar, yang dibelakangnya terdapat wayang kulit yang diasumsikan sebagai Rimbaud. Dia juga mengakui dalam karyanya ini juga terkandung isu politik dengan keputusan Perdana Menteri Inggris David Cameron tentang pengungsi.
DIAN YULIASTUTI