TEMPO.CO, Bandung -Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menghelat pameran tunggal berjudul Alchemist di sebuah gereja tua di Ville De La Rochelle Prancis 13 Oktober - 3 November 2018.
Putri seniman Tisna Sanjaya itu menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual bagi korban bencana tsunami dan gempa di Palu. "Saya tampilkan 9 karya, dua sudah terjual," katanya, Senin, 22 Oktober 2018.
Di Prancis, Etza sejak Agustus lalu menjalani residensi. Program itu hadiahnya sebagai salah seorang finalis yang dinobatkan sebagai Seniman Muda Terbaik di ajang Bandung Art Contemporary Award.
Di sana, ia melanjutkan proses berkarya sebelumnya yang ditampilkan dalam pameran tunggal di Lawangwangi Creative Space Bandung sejak 27 Juli hingga 26 Agustus berjudul Passing By.
Pekan lalu ia pulang untuk mengikuti acara wisuda. Ia meraih gelar master setelah lulus dari program Magister Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Menurut seniman berusia 27 itu, di Prancis ia mengeksplorasi teknik baru.
Karya Etza menggunakan media plat tembaga sebanyak sembilan lembar. Ukurannya 50 x 40 sentimeter. Pada plat itu ia mencetak hasil fotonya seperti siluet orang-orang dan wujud bangunan di kota tinggalnya. "Kebetulan di sini daerahnya pantai dan ada pelabuhan," katanya.Salah satu karya Etza Meisyara yang ditampilkan pada pameran di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Kondisi kekaryaannya itu kemudian terjalin dengan peristiwa bencana gempa dan tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tengah dan daerah sekitarnya. Pemandangan laut yang indah ia rasakan bisa menjadi kengerian.
Tema karyanya pun berubah, tak lagi sekedar merekam suasana kota Ville De La Rochelle, tapi tragedi negeri di Sulawesi Tengah.
Eksperimennya yang memakai larutan air dan garam untuk memunculkan efek korosi pada logam, lewat cara mencelupkan langsung plat bergambar foto ke air laut dekat pantai. Cara itu ternyata menimbulkan reaksi juga dan diluar dugaan.
Kepada pengunjung pameran, Etza mengisahkan proses kekaryaannya itu yang menyangkut kondisi di negerinya. "Performance art yang saya lakukan di pantai itu berupa rekaman video yang ditampilkan di ruang pameran," ujarnya. Hasilnya, dua karyanya telah laku terjual.
Baca: Wave of Tomorrow Sajikan Instalasi Seni, Teknologi, dan Musik
Kini ia masih menunggu perkembangan selanjutnya dari ruang pameran. Seluruh hasil penjualan karyanya akan disumbangkan ke korban bencana alam di Palu via ITB. "Maunya bisa bantu untuk peralatan sekolah," katanya.