Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

image-gnews
Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau hoax tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Iklan

TEMPO.CO, Bantul - Kebohongan yang disampaikan Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu  juga direspons para seniman di Yogyakarta. Sejumlah seniman, budayawan dan masyarakat yang bergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Hoax (Gerah) menyikapinya dengan melarung atau menghanyutkan lima wayang lakon antagonis melalui ritual budaya ke Pantai Parangkusumo di Bantul, Senin, 8 Oktober 2018 sore.

Lima wayang yang dimaksud adalah Sengkuni, Dasamuka, Dursasana, Sarpokenoko, dan Tjitraksi. Kelima tokoh wayang itu dikenal mempunyai karakter buruk.

Sengkuni simbol sifat licik, jahat, angkara murka, dan suka berbohong. Dasamuka berwatak serakah. Dursasana suka hantam kromo. Sedangkan Sarpokenoko dan Tjitraksi melambangkan sifat tak baik dan pengecut.

“Biar watak pembohong atau penyebar berita bohong dan ujaran kebencian tidak ada lagi di Nusantara,” kata Penasehat Gerah Bondan Nusantara melalui pesan singkat kepada Tempo, Senin, 8 Oktober 2018 petang.Para seniman melarung lima wayang lakon antagonis melalui ritual budaya ke Pantai Parangkusumo di Bantul, Senin, 8 Oktober 2018 sore.. (Dok. Gerah)

Pantai Parangkusumo yang acapkali menjadi ajang ritual larungan dipilih menjadi lokasi pelarungan lima tokoh wayang. “Karena tempat samudera adalah symbol kebesaran jiwa untuk menerima segala macam kebaikan, keburukan, termasuk kotoran,” kata Bondan.

Koordinator Gerah Anter Asmorotedjo menegaskan, pemilihan lima tokoh wayang berkarakter antagonis yang dilarung mengandung harapan agar masyarakat mendapat tuntunan untuk menghindari dari hal-hal yang tidak baik dan memilih menyebarkan kebaikan.

“Sengkuni dibuang ke laut itu simbol harapan agar perilaku elit politik lebih berbudaya,” kata seniman tari itu, seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima Tempo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Anter, ada banyak wajah Sengkuni hadir dalam politik elit saat ini. Laku budaya itu diharapkan bisa mengubah wajah Indonesia menjadi lebih bermartabat. “Apalagi tahun depan tahun politik. Biar watak licik, culas, suka bohong, dan jahat tak eksis di negeri ini,” kata Anter.Para seniman melarung lima wayang lakon antagonis melalui ritual budaya ke Pantai Parangkusumo di Bantul, Senin, 8 Oktober 2018 sore.. (Dok. Gerah)

Ritual larung wayang itu dilakukan tiga orang penari yang diikuti 20 orang seniman dan warga sekitar. Sebelumnya, ketiga penari itu menggelar pementasan Tari Larung Brahala di pantai tersebut. Nama tarian yang berarti membuang segala sifat buruk itu ditarikan tiga penari berkostum serba merah.

Mereka menari sembari membawa sejumlah ubarampe. Penari paling depan membawa keranjang berisi bunga tabur. Penari di tengah membawa nampan berisi batang-batang dupa. Sedangkan penari paling belakang membawa anak-anak wayang.

Baca: Ahmad Dhani Mengaku Bingung Atas Pengakuan Ratna Sarumpaet

Tarian itu diiringi syair tembang Macapat Dandanggula berjudul Tulak Bala atau menolak keburukan. “Tarian itu diciptakan Anter tiga hari lalu,” kata Bondan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

5 jam lalu

Ajang Kustomfest 2018. Tempo/Pribadi Wicaksono
Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

Pameran modifikasi kendaraan terbesar di Tanah Air, Kustomfest, bakal kembali digelar akhir pekan ini di kawasan Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 5-6 Oktober 2024.


Bong Suwung Stasiun Tugu Steril, Daop 6 Yogyakarta Siapkan Akses Baru Leluasa

9 jam lalu

Sterilisasi kawasan Bong Suwung yang berada di sisi barat Stasiun Tugu Yogyakarta, Kamis, 3 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Bong Suwung Stasiun Tugu Steril, Daop 6 Yogyakarta Siapkan Akses Baru Leluasa

PT. KAI Daop 6 Yogyakarta pekan ini baru selesai melakukan sterilisasi kawasan Bong Suwung di wilayah emplasemen bagian barat Stasiun Yogyakarta.


Razia Marak, Asosiasi Wisata Yogyakarta Desak Kontrol Ketat Penjualan Minuman Beralkohol

10 jam lalu

Operasi penutupan usaha miras ilegal di Sleman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Razia Marak, Asosiasi Wisata Yogyakarta Desak Kontrol Ketat Penjualan Minuman Beralkohol

Pelaku industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak adanya kontrol ketat dari pemerintah daerah atas masih maraknya penjualan minuman beralkohol.


Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

1 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX. Dok. Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

Sultan Hamengkubuwono IX menyumbang 6,5 juta gulden untuk Indonesia melalui Sukarno. Dana itu dijadikan kas negara di awal kemerdekaan RI.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

1 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Hari Batik Nasional, Inilah 5 Kota Batik di Pulau Jawa yang Menarik Dikunjungi

1 hari lalu

Para perajin melakukan pewarnaan kain batik di Larissa Batik Gallery & Workshop, di Pesindon, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu 28 Mei 2022. Industri batik di Pekalongan merupakan salah penopang perekonomian kota dan terkenal hingga ke mancanegara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Hari Batik Nasional, Inilah 5 Kota Batik di Pulau Jawa yang Menarik Dikunjungi

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik yang berbeda, yang mencerminkan tradisi, filosofi, dan lingkungan alam di sekitarnya.


Hari Batik Nasional, Karya Anak Penyintas Kanker Sepanjang 50 Meter Dipamerkan di Yogyakarta

2 hari lalu

Peringatan Hari Batik Nasional diwarnai pameran batik karya 65 anak penyintas kanker di kawasan Museum Benteng Vredeburg-Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Hari Batik Nasional, Karya Anak Penyintas Kanker Sepanjang 50 Meter Dipamerkan di Yogyakarta

Pameran di jalanan bertajuk Mahakarya Batik Humanity in Harmony, memeriahkan Hari Batik Nasional.


36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

2 hari lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

Di depan jasad Sultan Hamengkubuwono IX, empat putra menikah bersama-sama dengan calon istri mereka.


Peristiwa G30S: Kematian Tragis Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta, Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono

2 hari lalu

Brigjen Katamso. Wikipedia
Peristiwa G30S: Kematian Tragis Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta, Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono

Kematian tragis Birgen Katamso dan Kolonel Sugiyono akibat G30s di Yogyakarta. Keduanya dianugerahi sebagai Pahlawan Revolusi.


Satpol PP Yogyakarta Buru Manusia Silver yang Ngamuk karena Tak Diberi Uang, Coreng Wisata Jogja

2 hari lalu

Satpol PP Kota Yogyakarta menertibkan manusia silver pasca viral aksi gebrak mobil pengguna jalan gara gara tak diberi uang. Dok. Satpol PP Kota Yogyakarta
Satpol PP Yogyakarta Buru Manusia Silver yang Ngamuk karena Tak Diberi Uang, Coreng Wisata Jogja

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta tengah memburu pengemis dengan dandanan tubuh diwarnai serba perak atau kerap disebut manusia silver yang belakangan viral di media sosial.