TEMPO.CO, Bandung -Didasari hingar-bingar masa pemilihan presiden, warga Bandung ikut ambil bagian dalam acara berbasis seni. Selama ini Bandung merupakan daerah yang berbasis budaya kreatif dengan lokomotif para seniman, budayawan dan warga. Maka alasan ini menjadikan unjuk diri dan kekuatan kreativitas yang mesti ditumbuh kembangkan.
Melalui momen ini, para seniman dan budayawan dapat menginterupsi hal-hal pragmatis yang berlangsung tidak ubahnya seperti masa lalu. Disepakati seni jadi sebuah medium untuk menjembatani konsep dan ide mengenai revolusi mental serta nilai-nilai spiritual yang ingin dibentuk sebagai aspirasi dan kebebasan ekspresi warga.
Salah satu bentuk ekspresi yang dapat menyampaikan hal ini adalah dengan memanfaatkan salah satu momen lain, yaitu hari jadi ke-53 tahun salah seorang kandidat presiden Republik Indonesia. Dengan menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan berkreasi berupa ide dasar Revolusi Mental, sebanyak 53 seniman dan budayawan di Bandung memberikan apresiasi di Hutan Kota Babakan Siliwangi pada Sabtu, 21 Juni. (Baca:Pengusaha Dukung Revolusi Mental ala Jokowi)
Tisna Sanjaya, koordinator gerakan 53 Karya Revolusi Mental ini mengatakan. “Karya yang tercipta ini ditampilkan menjadi sebuah karya yang bersifat sublim, metafor, dan simbolik. Dengan merepresentasikan harapan publik terhadap seorang pemimpin yang betul-betul melandaskan kepemimpinannya pada hal-hal yang selama ini disampaikannya. Nilai-nilai yang akan diangkat pada karya-karya ini akan memuat semangat revolusi budaya, nilai spiritual, kearifan lokal, dan semangat masa kini," kata Tisna.