“Selama ini konsep seni jalanan belum tergarap maksimal, yang ada hanya karnaval alias seni yang dipertunjukkan numpang lewat, kalau ini seniman benar-benar perform di jalan,” kata Bambang Paningron, Ketua Jogja International Street Performance 2010.
Para seniman jalanan tersebut dari Indonesia, Jepang, Venezuela, Spanyol, Hongaria, Cile, dan India. Pergelaran seni jalanan tingkat internasional yang baru akan dilaksanakan pertama kali itu lebih banyak menampilkan seni kontemporer, kalaulah penampilan seni tradisional dikemas dalam bentuk yang lebih modern.
Menurut Bambang, Pementasan seni jalanan sudah biasa dilakukan di luar negeri. Tapi di Indonesia masih belum tergarap, sehingga perlu adanya wadah pertunjukan yang lebih dekat bersinggungan dengan masyarakat yang berada di jalan. Pertenjukan yang digelar sepanjang jalan di depan gedung Bank Indonesia Yogyakarta itu diperuntukkan bagi siapa saja tanpa dipungut biaya alias gratis, penonton pun bisa dekat dengan para seniman.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Tazbir menyatakan, pergelaran seni jalanan Internasional ini merangkul dan melibatkan seniman dari berbagai negara. Tujuannya, menjadi ajang pemersatu kebudayaan dan membangun komunikasi dengan mengesampingkan suku, ras, agama, daerah dan negara dengan menampilkan kesenian.
“Tema International Street Performance adalah Art For Peace, situasi politik saat ini perlu cair dengan adanya pertunjukan seni,” kata Tazbir. Selain itu, Tazbir menambahkan, pertunjukan-pertunjukan yang digelar sebagai agenda tahunan ini juga untuk menarik wisatawan datang ke kota budaya tersebut.
MUH. SYAIFULLAH