Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Harry Roesli Penerima Bintang Budaya Parama Dharma dari Jokowi

image-gnews
Penggemar musisi Harry Roesli melakukan pembelian piringan hitam album Philosophy Gang di Jakarta, 17 Maret 2017. Peluncuran format piringan hitam 12 inchi ini didedikasikan kepada almarhum Harry Roesli dan bandnya, Gang of Harry Roesli. TEMPO/Nurdiansah
Penggemar musisi Harry Roesli melakukan pembelian piringan hitam album Philosophy Gang di Jakarta, 17 Maret 2017. Peluncuran format piringan hitam 12 inchi ini didedikasikan kepada almarhum Harry Roesli dan bandnya, Gang of Harry Roesli. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma untuk mendiang musisi Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli atau Harry Roesli pada Rabu, 14 Agustus 2024. Tanda kehormatan ini diberikan Jokowi untuk Harry Roesli atas pengaruhnya di bidang kebudayaan nasional. 

Selain Harry, Jokowi juga memberikan penghargaan serupa untuk KH Ali Manshur Shiddiq. Dia adalah tokoh ulama yang menciptakan Salawat Badar, yang populer di Indonesia.

Melansir dari laman Sekretariat Kabinet, total terdapat 64 tokoh yang menerima tanda jasa dan tanda kehormatan dari Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu kemarin, 14 Agustus 2024. Para tokoh tersebut mulai dari anggota Kabinet Indonesia Maju hingga ketua umum partai politik.

Tanda kehormatan itu pun berupa Medali Kepeloporan, penghargaan Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Mahaputera Utama, Bintang Mahaputera Pratama, Bintang Mahaputera Naraya, Bintang Mahaputera, Bintang Jasa Utama, dan Bintang Jasa Pratama.

Adapun Bintang Budaya Parama Dharma yang diberikan kepada Harry Roesli dan Ali Manshur Shiddiq adalah tanda kehormatan yang tertinggi dalam bidang kebudayaan. Penghargaan ini setingkat dengan Bintang Jasa kelas Utama.

Lantas, siapa Harry Roesli penerima Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Jokowi? Simak informasinya berikut ini.



Profil Harry Roesli

Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli atau yang lebih dikenal dengan nama Harry Roesli adalah seorang seniman dan musisi Indonesia. Dia lahir di Bandung pada 10 Desember 1951 dan meninggal pada 11 Desember 2004 silam.

Harry Roesli dikenal sebagai sosok seniman yang memiliki kepedulian sosial dan sering mengkritik perilaku politikus. Dengan karya-karya musiknya yang kerap bernuansa satire dan getir, Harry seperti ingin menjewer siapa saja yang dianggap menyimpang.

Mengutip dari Koran Tempo yang terbit 12 Desember 2014, disebutkan bahwa Harry semula bercita-cita menjadi insinyur. Dia bahkan sempat mengecap pendidikan di jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung selama empat semester. 

Namun, tiba-tiba keinginan Harry berubah dan berganti ke jalur musik. Saat itu, ketiga orang kakak dan ibunya mendukung langkah Harry. Hanya ayahnya yang sempat mencap jelek profesi pemusik karena identik dengan mabuk-mabukan.

Tetapi sang ayah akhirnya pun setuju dengan keinginan Harry selama musiknya tidak dikomersialkan. Inilah yang menjadi warna musik Harry di kemudian hari. “Musik saya tak laku dijual karena merupakan eksperimen, analisa, dan konsentrasi,” kata Harry suatu ketika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian Harry belajar musik di Rotterdam Conservatorium yang diselenggarakan pada 1981. Dia juga aktif di Departemen Musik Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Rumahnya pun dijadikan markas Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB), dengan kegiatan musik perkusi, band, rekaman musik, dan kegiatan lainnya.

Bagi penggemar musik, apa yang disuguhkan Harry memang sesuatu yang aneh. Peralatan yang dipakai pun terbilang ganjil. Sebut saja drum, gitar, gong, botol, kaleng rombeng, pecahan beling, dan kliningan kecil.

Nama Harry sendiri mulai dibicarakan saat awal 1970-an, bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, dan Iwan A. Rachman. Saat itu mereka membentuk Gang of Harry Roesli. Tetapi kelompok musik ini bubar pada 1975, karena para pemainnya berkeluarga.

Selain membuat band, Harry juga mendirikan kelompok teater yang diberi nama Ken Arok pada 1973. Grup ini lalu mementaskan Opera Ken Arok pada Agustus 1975 di Taman Ismail Marzuki atau TIM, Jakarta. Dua tahun kemudian kelompok itu bubar lantaran Harry belajar ke Belanda. 

Meski mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur, Recreatie en Maatschappelijk Werk (CRM) ketika belajar di Belanda, kebutuhan sehari-harinya tidak terpenuhi. Cucu Marah Roesli, pengarang roman Siti Nurbaya ini pun, kemudian bermain piano di restoran-restoran Indonesia atau main band dengan anak-anak keturunan Ambon di sana.

Saat pulang liburan, ia menikah dengan Kania Perdani Handiman. Nia pun sempat diboyong ke Belanda. Dari pernikahan itu, Harry dan Nia dikaruniai anak lelaki kembar, yakni Patria Khrisna Parama dan Layana Khrisna Parama pada 1982. 

Sebagai seorang musisi, musik yang diciptakan Harry antara lain 'Rumah Sakit', 'Parenthese', 'Sakit Gigi', 'A.I.R Opera Ikan Asin', dan 'Opera Kecoa'. Selain itu, menurut IMDb Harry Roesli juga tercatat sebagai komposer dalam film Suamiku Sayang (1990), Si Kabayan Mencari Jodoh (1994), dan Suci Sang Primadona (1977).

PUSPITA AMANDA SARI berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

2 hari lalu

Fiersa Besari. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

Fiersa Besari mengumumkan rehat dari dunia musik mulai 1 Januari 2025 karena kelelahan dan ingin fokus pada keluarga.


Gelar Pameran Tunggal di Bandung, Seniman Tisa Granicia Tampilkan 38 Karya Keramik

3 hari lalu

Pameran tunggal Tisa Granicia berjudul The Light Gets In di Galeri Ruang Dini Bandung sejak 13 September-13 Oktober 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Gelar Pameran Tunggal di Bandung, Seniman Tisa Granicia Tampilkan 38 Karya Keramik

Seniman, Tisa Granicia menggelar pameran tunggal 38 karya keramiknya sebagai upaya untuk menjaga agar praktik keramin di Indonesia tetap hidup.


Komunitas Salihara Dapatkan Hibah Praemium Imperiale Grant for Young Artists

8 hari lalu

Komunitas Salihara mendapatkan the Praemium Imperiale Grant for Young Artists dari The Japan Art Association. Grant yang diberikan setiap tahun tersebut diserahkan oleh Hisashi Hieda (Direktur The Japan Art Association) pada Selasa, 10 September 2024 di Tokyo.  Foto: Salihara.org.
Komunitas Salihara Dapatkan Hibah Praemium Imperiale Grant for Young Artists

Komunitas Salihara mendapatkan hibah tahunan dari The Japan Art Association untuk membina seniman muda.


Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

9 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil dan Suswono berfoto bersama usai mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 di Kantor KPU DKI Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub DKI Jakarta 2024 dengan dukungan dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Budayawan Betawi Nilai Cara Pendekatan Paslon di Pilkada Jakarta Hanya Gimik

Mengapa Budayawan Betawi ini menilai jika cara pendekatan paslon di Pilkada Jakarta kepada para calon pemilih hanya gimik?


The Life of Butoh Dipentaskan di Gelanggang UGM, Gugatan Melalui Eksplorasi Tubuh

16 hari lalu

Poster pementasan Butoh. Foto: Istimewa.
The Life of Butoh Dipentaskan di Gelanggang UGM, Gugatan Melalui Eksplorasi Tubuh

Pergelaran Butoh di Gelanggang Inovasi & Kreativitas UGM merupakan respons terhadap minat global pada seni yang menggugat konsep tubuh.


Seniman Angkatan 1979 ITB Gelar Pameran Seni Rupa di Galeri Soemardja

18 hari lalu

Pameran seniman alumni ITB bertajuk 1979: Sekian Purnama Setelah Pancaroba di Galeri Soemardja, 27 Agustus - 9 September 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Seniman Angkatan 1979 ITB Gelar Pameran Seni Rupa di Galeri Soemardja

Seniman yang menjadi alumni ITB angkatan 1979 menggelar pameran seni rupa bersama, antara lain Agus Suwage dan Tisna Sanjaya.


Akhir Pekan Ini, 69 Seniman Kawakan Gelar Pameran Indonesia 100 Persen di Kampus UNU Yogya

18 hari lalu

Suasana pameran Indonesia 100% di Kampus UNU Yogyakarta yang berlangsung 31 Agustus sampai 30 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Akhir Pekan Ini, 69 Seniman Kawakan Gelar Pameran Indonesia 100 Persen di Kampus UNU Yogya

Salah satu yang menarik disambangi tak lain aksi puluhan seniman kawakan yang menggelar pameran bersama bertajuk Indonesia 100 Persen di Galeri Seni NUsantara Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.


Tempo Bentuk Tempo Creator Network untuk Lindungi Seniman dan Kreator Konten dari Ancaman UU ITE

23 hari lalu

Feel Koplo menayangkan visual Peringatan Darurat saat manggung. Foto: Instagram/@feelkoplo
Tempo Bentuk Tempo Creator Network untuk Lindungi Seniman dan Kreator Konten dari Ancaman UU ITE

Tempo Media Group meluncurkan Tempo Creator Network untuk melindungi seniman dan kreator konten dari ancaman UU ITE.


Ramai Larangan Musisi Gaungkan Peringatan Darurat, Ada Perlindungan Hukum hingga Alternatifnya

24 hari lalu

Feel Koplo menayangkan visual Peringatan Darurat saat manggung. Foto: Instagram/@feelkoplo
Ramai Larangan Musisi Gaungkan Peringatan Darurat, Ada Perlindungan Hukum hingga Alternatifnya

Gerakan Peringatan Darurat mengancam kebebasan berkesenian dengan adanya pelarangan visual politik di panggung musik.


Musisi Angkat Bicara Usai Dilarang Pasang Visual Peringatan Darurat saat Manggung

25 hari lalu

Feel Koplo menayangkan visual Peringatan Darurat saat manggung. Foto: Instagram/@feelkoplo
Musisi Angkat Bicara Usai Dilarang Pasang Visual Peringatan Darurat saat Manggung

Sejumlah musisi, termasuk Baskara Putra hingga Nadin Amizah angkat bicara setelah adanya pelarangan memakai visual Peringatan Darurat saat manggung.