TEMPO.CO, Jakarta - Film Seni Memahami Kekasih yang disutradarai oleh Jeihan Angga menyajikan kisah cinta yang tak hanya manis, tetapi juga menyentuh berbagai aspek isu sosial, salah satunya hak-hak perempuan. Mengusung komedi romantis, film ini berkisah tentang perjuangan cinta antara Kalis Mardiasih dan Agus Mulyadi yang dibalut dengan gaya humor yang lekat dengan masyarakat Indonesia.
Jeihan Angga, dalam konferensi persnya pada Rabu, 7 Agustus 2024 di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan menekankan bahwa film ini diangkat dari karakter muda yaitu Kalis dan Agus, yang menawarkan sudut pandang progresif dalam pemikirannya. “Kedua tokoh ini, Kalis Mardiasih dan Agus Mulyadi, baik di media sosial maupun buku-buku mereka, selalu menawarkan sesuatu yang unik dan menggelitik dalam hal pemikiran,” ujar Jeihan.
Sutradara peraih Piala Maya tahun 2021 itu juga mengungkap, film ini berusaha menjangkau relasi yang dekat dengan penonton, sehingga menghadirkan kisah yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Jeihan menilai, sosok Agus di dunia nyata adalah orang yang sangat mudah bersyukur dalam hal apapun, termasuk kehidupan sehari-hari, bahkan saat menjalani percintaan dengan sang istri, Kalis. “Itu yang membuat film ini menjadi berbeda. Karena spiritnya itu sederhana, nggak mewah,” kata Jeihan.
Isu Hak Perempuan dan Identitas Jawa dalam Seni Memahami Kekasih
Tak sekadar menggambarkan momen romantis, Seni Memahami Kekasih juga mengangkat isu-isu penting, terutama hak-hak perempuan. Kalis Mardiasih, yang merupakan seorang aktivis, menjadi sosok yang memperjuangkan isu-isu tersebut dalam dumia nyata, buku, bahkan film.
"Mba Kalis ini kan sosok yang sangat memperjuangkan hak-hak perempuan, nah film ini cukup kuat mengangkat isu itu. Jadi, nggak cuma haha-hihi menyoal percintaan Agus dan Kalis saja," ujar Jeihan melanjutkan.
Jeihan juga mengungkap, Seni Memahami Kekasih merupakan film pertama garapannya yang menggunakan dialog dengan bahasa Jawa. Ini dilakukan untuk menghadirkan keaslian cerita dari Agus dan Kalis yang berasal dari Yogyakarta. “Bahasa Jawa adalah bahasa keseharian mereka,” tuturnya.
Perjuangan Cinta dalam Balutan Kesederhanaan
Produser film, Susanti Dewi, menyatakan bahwa Seni Memahami Kekasih merupakan refleksi dari perjalanan cinta yang bisa dialami siapa saja. Dengan latar belakang karakter yang sederhana dan bukan berasal dari keluarga kaya, film ini menawarkan pelajaran berharga tentang cinta dan kebahagiaan.“Perjuangan Agus dan Kalis adalah sama dengan perjuangan kita semua,” kata Susanti, dalam kesempatan yang sama.
Ia juga menuturkan, sisi menarik dari film ini memang menyoroti kisah dua orang biasa yang berasal dari keluarga menengah ke bawah, berbeda dengan kebanyakan film yang sering mengangkat sosok si kaya dan si miskin. “Di sini kita melihat diri kita sendiri atau paling tidak, tahu di lingkungan kita ini bisa terjadi. Jadi ceritanya sangat dekat,” ujar Susanti.
Agus Mulyadi, selaku penulis buku dan salah satu tokoh utama dalam kisah tersebut, menyampaikan bahwa kisah cintanya dengan Kalis adalah cerminan dari realita banyak orang. Menurut Agus, kisah dari sudut pandang sebagian besar masyarakat Indonesia itu memang perlu diangkat.
“Ini kisah cinta standar orang miskin, ketemu orang miskin. Kami rasa kisah cinta orang miskin seperti ini perlu diangkat, karena kami merasa sangat related (terhubung) dengan masyarakat,” ujar blogger sekaligus penulis buku asal Magelang itu.
Siap tayang di seluruh bioskop Tanah Air pada 5 September 2024, film produksi IDN Pictures ini diperankan oleh Febby Rastanty dan Elang El Gibran sebagai pemeran utama, serta dibintangi oleh Sisca Saras, Devina Aureel, Desy Genoveva, hingga stand-up comedian Yusril Fahriza dan Beni Siregar.
Pilihan Editor: Febby Rastanty Hadapi Tantangan Berdialog Bahasa Jawa di Film Seni Memahami Kekasih