Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kumpulan Sajak Hujan Bulan Juni Menjangkau Pembaca Tionghoa

image-gnews
Sutradara Hestu Saputra (kiri), Sapardi Djoko Damono, Velove Vexia dan Koutaro Kakimoto dalam acara Meet and Greet di Jakarta, 1 November 2017.  Sapardi juga ikut ambil bagian menulis skenario dalam film ini. Tempo/Fakhri Hermansyah
Sutradara Hestu Saputra (kiri), Sapardi Djoko Damono, Velove Vexia dan Koutaro Kakimoto dalam acara Meet and Greet di Jakarta, 1 November 2017. Sapardi juga ikut ambil bagian menulis skenario dalam film ini. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Sastrawan Sapardi Djoko Damono tak pernah menyangka bahwa karya-karyanya akan dikenal hingga ke luar Indonesia. Belum lama ini, salah satu karya terkenalnya, kumpulan puisi Hujan Bulan Juni diterjemahkan dalam bahasa Mandarin. “Dengan diterjemahkan, itu sangat menyenangkan sekali,” ujar Sapardi saat peluncuran buku puisi Hujan Bulan Juni edisi dwibahasa Indonesia-Mandarin di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Rabu, 1 November 2017. 

Kebahagiannya tersebut disebabkan karyanya mulai dikenal oleh beragam bahasa. “Lama-lama sajak kita dikenal negara lain,” tuturnya. Sebelum bahasa Mandarin, Sapardi mengatakan pada tahun 1986, karyanya telah diterjemahkan dalam bahasa Jepang. “Pernah terbit di Tokyo tapi jadi masalah karena saya tidak diberi tahu,” tuturnya sambil tertawa.

Walaupun begitu, Sapardi sendiri tidak mempermasahkan insiden tersebut. “Kemudian tahun lalu terbit juga dalam bahasa Arab di Mesir,” kata pria berusia 77 tahun tersebut. 

T.F Chan selaku penerjemah mengaku tidak sekedar menerjemahkan sajak-sajak dalam buku Hujan Bulan Juni. “Saya tidak hanya ingin menerjemahkan saja, tetapi saya juga ingin puisi yang enak untuk dibaca."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada kendala yang dihadapi TF. Chan saat melakukan penerjemahan. Pasalnya,tidak semua puisi dapat dengan mudah diterjemahkan. Menurutnya, bukan hanya harus mengerti tetapi pemilihan sajak juga harus bisa diterjemahkan dan enak dibaca oleh masyarakat Thionghoa. “Banyak kosa kata yang tidak dapat diterjemahkan ke bahasa Mandarin,” tuturnya.

Buku ‘Hujan Bulan Juni’ sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin. Selain kumpulan sajak dalam buku ‘Hujan Bulan Juni’, karya-karya sastrawan Sapardi Djoko Damono telah diterjemahkan dalam berbagai macam bahasa seperti Perancis, Jerman, Belanda, Jawa, Bali, Italia, Portugis,Korea, Tagalog, Thai, Malayalam, Rusia, dan Urdu. 

 AMMY HETHARIA 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sastrawan Sapardi Djoko Darmono Masuk Rumah Sakit Sejak Juni 2020

19 Juli 2020

Sastrawan Sapardi Djoko Damono merilis novel terbarunya, Yang Fana Adalah Waktu. Buku ini melengkapi dua judul sebelumnya: Hujan Bulan Juni dan Pingkan Melipat Jarak. Jumat, 16 Maret 2017 (TEMPO/AISHA)
Sastrawan Sapardi Djoko Darmono Masuk Rumah Sakit Sejak Juni 2020

Sapardi Djoko Darmono, kata Tatyana, beberapa kali dirawat di rumah sakit untuk satu masalah yakni hemoglobin yang terus menurun.


2 Aktor Kawakan Kesulitan Baca Naskah Sapardi Djoko Damono

22 Mei 2020

Slamet Rahardjo Djarot dan Nano Riantioarno tampil dalam acara online Festival Sontoloyo, Membaca Naskah Ditunggu Dogot Ditontonin Penulisnya. Foto: YouTube
2 Aktor Kawakan Kesulitan Baca Naskah Sapardi Djoko Damono

Dua aktor senior, Slamet Rahardjo Djarot dan Nano Riantiarno kesulitan membaca naskah yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono.


Menulis, Cara Sapardi Djoko Damono Lawan Pikun

2 November 2017

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Menulis, Cara Sapardi Djoko Damono Lawan Pikun

Agar tidak pikun, Sapardi Djoko Darmono terbiasa menulis pada pukul tiga pagi.


Usai Difilmkan, Hujan Bulan Juni Diterjemahkan ke Bahasa Mandarin

2 November 2017

Penulis Sapardi Djoko Damono (kiri) hadir saat Velove Vexia membacakan puisi di acara Meet and Greet Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film Hujan Bulan Juni akan tayang serentak di bioskop 2 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Usai Difilmkan, Hujan Bulan Juni Diterjemahkan ke Bahasa Mandarin

Kumpulan puisi dan cuplikan novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono diterbitkan dalam bahasa Mandarin


Sapardi Djoko Damono Menulis Kala Sulit Tidur

1 November 2017

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Sapardi Djoko Damono Menulis Kala Sulit Tidur

Sapardi Djoko Damono terbiasa menuliskan apa yang muncul di benaknya kala ia sulit tidur


Perjalanan Manuskrip Sapardi Djoko Damono Jadi Buku Baru

8 September 2017

Sapardi Djoko Damono. Dok.TEMPO/Iqbal Ichsan
Perjalanan Manuskrip Sapardi Djoko Damono Jadi Buku Baru

Sapardi Djoko Damono tak menyangka manuskrip-manuskrip yang
merekam catatan puisinya kala muda masih tersimpan dan terbaca


Alasan Mengapa Sapardi Pilih Jadi Penyair

8 September 2017

Sardi Djoko Damono(TEMPO/Arnold Simanjuntak)
Alasan Mengapa Sapardi Pilih Jadi Penyair

"Saya tidak bisa jadi jenderal karena saya kurus, saya tidak


bisa macul karena saya tidak kuat," kata Sapardi Djoko Damono


Ingin Bisa Menulis? Simak Pengalaman Sapardi Djoko Damono

24 Maret 2017

Sardi Djoko Damono(TEMPO/Arnold Simanjuntak)
Ingin Bisa Menulis? Simak Pengalaman Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, dan drama--asli dan terjemahan, sejak 1969.


Gagal Terus Bikin Puisi, Akhirnya Slamet Rahardjo Cemburu

24 Maret 2017

Slamet Rahardjo. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Gagal Terus Bikin Puisi, Akhirnya Slamet Rahardjo Cemburu

Karya Sapardi yang paling disukai Slamet adalah puisi berjudul Berjalan Menuju Barat di Pagi Hari. Karena dia menceritakan alam yang adil, katanya.


Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono

23 Maret 2017

Sapardi Djoko Damono. Dok.TEMPO/Iqbal Ichsan
Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono

Apa yang membuat Sapardi Djoko Damono terus menciptakan hasil karya tulisannya? Jawabannya ada di sini.