TEMPO.CO, Jakarta - Seniman mural asal Amerika, Jesse Rodriguez alias Sonic Bad, meramaikan aksi damai bersama puluhan seniman Indonesia di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Jumat, 22 April 2016. Dia bersama para seniman membuat grafiti di gedung antirasuah itu.
Sonic membuat sebuah grafiti bertema korupsi, tembok samping gedung KPK diberi alas kain putih untuk digambar sejumlah seniman. Sekitar delapan seniman ikut menggambar maupun membuat grafiti di atas kain putih tersebut.
"Saya sebenarnya diundang seniman Indonesia Joko Tri, untuk datang sebagai tamu di pameran seni rupa nasional," ujar Sonic, kepada wartawan, Jumat, 22 April 2016.
Joko saat itu menceritakan tentang lembaga antikorupsi milik Indonesia yaitu KPK. Usai diceritakan Joko, Sonic mengaku tertarik melukis di KPK. Dia mengatakan peduli tentang isu pencegahan korupsi di seluruh dunia, karena korupsi membuat rakyat di negara itu tertindas. "Kenapa tidak melukis di sini (KPK) soal korupsi," ujar Sonic.
"Di New York, korupsi membuat anak-anak muda tidak diberdayakan dengan baik, tidak ada uang untuk orang miskin. Yang kaya tetap kaya dan miskin tetap miskin. Jadi saya akan melukis sebagai aksi melawan korupsi," ujarnya.
Pria gondrong ini mengatakan, jika para seniman berkumpul dalam sebuah organisasi untuk melawan korupsi, maka perlawanan ini akan semakin berestetika. "Seniman yang datang kesini adalah seniman luar biasa, karyanya luar biasa. Jadi jika melawan korupsi dengan karya mereka, itu akan menjadi hal yang sangat luar biasa," ujarnya.
Hari ini, KPK diramaikan beberapa seniman lokal yang datang mendukung aksi pencegahan korupsi. Para seniman di antaranya dari Sanggar Lukis Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (Garajas). Lalu ada Sanggar Senirupa Plus Garajas, Kelompok Dapur Sastra Cisauk, Kelompok Karikatur dan Kartunis dalam Pakarti. Selain itu turut hadir pula Kelompok Mural dan Grafiti Indonesian Street Art Database (ISAD) dan anggota Kelompok Fotografer dari Asosiasi Fotografer Indonesia (AFI).
Para seniman menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama kemudian membacakan sebuah musikali puisi. Selanjutnya mereka menampilkan seni musik dan puisi yang dipadukan dengan pantomim.
ARIEF HIDAYAT