Meski sama-sama mengadopsi musik elektrik, keduanya memiliki perbedaan yang kentara. Dalam penampilan Sonofa, irama musik modern lebih mendominasi. Mereka membawakan enam karya yang digarap dengan format musik dance. Sentuhan etnik terasa melalui alat musik perkusi kendang Melayu yang mereka gunakan di atas panggung. Meski menggunakan alat musik modern, mereka juga beberapa kali menyisipkan suara gamelan dalam pementasannya.
Bagi mereka, musik etnik tidak harus menggunakan alat musik tradisional. “Pada dasarnya musik modern banyak berakar pada musik tradisi di berbagai daerah,” kata Licia, salah satu personel Sonofa.
Sebenarnya, kelompok yang pernah mendapat penghargaan MTV Cutting Edge itu harusnya juga tampil dalam SIEM 2008 lalu. Saat itu, meski telah bersiap di sekitar panggung, Sonofa batal pentas. Hujan deras membuat pentas terpaksa terhenti.
Lain lagi dengan Orkestar Trio. Meski sama-sama datang dari Singapura, Orkestar Trio membawakan jenis musik yang memiliki warna berbeda dengan Sonofa. Orkestar Trio membawakan karyanya dengan nuansa etnik yang lebih kental.
Permainan gendang Melayu, seruling, cello gesek, dan biola ditampilkan dengan cukup menonjol. Peralatan modern seperti drum dan keyboard hanya menjadi pendamping. Tidak jarang, keyboard yang digunakan justru menghasilkan suara-suara gamelan.
Meski hanya menampilkan tiga karya, penampilan mereka cukup variatif. Warna musik Melayu, Minang, zapin hingga Sunda menghiasi karya mereka. “Kami memang berasal dari pemain alat musik tradisi,” kata salah seorang personel, Riduan Zalani.
Menurut Riduan, sentuhan alat musik modern diperlukan agar musik etnik dapat diterima oleh berbagai kalangan. Terlebih bagi masyarakat negara maju seperti Singapura, musik etnik dituntut untuk selalu berkembang secara dinamis.
AHMAD RAFIQ