TEMPO.CO, Jakarta - Wanda Hamidah, selebritas yang juga merupakan politikus Tanah Air mengumumkan mundur dari Partai Golkar. Melalui akun Instagram pribadinya pada Rabu petang, 21 Agustus 2024, keputusan ini disampaikan hanya beberapa jam setelah Bahlil Lahadalia didapuk sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang baru, menggantikan Airlangga Hartarto. Pemeran Dayu dalam film Paku Tanah Jawa itu turut menegaskan alasannya, ia tak mau berada di sisi sejarah yang keliru.
“Saya keluar dari Golkar. Saya tidak ingin berada di sisi sejarah yang salah. Saya terlalu mencintai negara saya. INDONESIA TIDAK UNTUK DIJUAL,” tulis Wanda, dalam bahasa Inggris. Keputusan Wanda untuk mundur dari partai berlambang pohon beringin itu cukup mengejutkan karena ia belum lama bergabung dengan Golkar.
Sebelumnya, Wanda bergabung dengan Partai Golkar pada Oktober 2022 usai memutuskan keluar dari Partai NasDem. Pada saat itu, ia mengungkapkan bahwa alasan kepindahannya adalah karena ingin berada di partai yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat, baik di eksekutif maupun legislatif.
"Saya ingin berada di dalam partai yang wakil rakyatnya, baik di eksekutif maupun legislatif, mensejahterakan rakyatnya, bukan menyengsarakan," ujar Wanda pada Kamis, 20 Oktober 2022, saat diperkenalkan sebagai kader baru oleh Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar saat itu.
Wanda Hamidah Ikut Gerakan 'Peringatan Darurat'
Tak hanya itu, keputusan Wanda untuk hengkang juga disertai dengan unggahan video ‘Peringatan Darurat’ yang ramai menjadi gerakan di media sosial. Sebelumnya, deretan selebritas, politikus, aktivis, dan masyarakat telah ramai-ramai mengunggah konten tersebut. Ini merujuk pada perlawanan usai DPR RI mengesahkan RUU Pilkada yang menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat usia pencalonan kepala daerah.
Beberapa di antaranya ada komedian Vincent dan Desta pada akun Vindes yang mengunggah video tersebut melalui Instagram mereka, yang turut menyematkan foto bertuliskan, "Atas nama perubahan, kan? Kami juga bisa berubah." Unggahan itu turut menuliskan, "Berubah atau berulah?," dalam keterangannya.
Ada pula komika Pandji Pragiwaksono yang selama ini memang dikenal vokal mengkritik pemerintah. Melalui berbagai media sosialnya seperti X dan Instagram, ia mengajak publik untuk terus mengawal demokrasi. "Rapatkan barisan. Sebanyak-banyaknya," tulis Pandji.
Kilas Balik Karier Politik Wanda Hamidah
Wanda Hamidah bukanlah nama baru di dunia politik Indonesia. Kiprahnya di dunia politik dimulai sejak 1990-an, ketika ia turut serta dalam aksi demonstrasi menuntut reformasi pada 1998. Setelah reformasi, Wanda bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), saat itu ia mulai mengukir karier politiknya dengan lebih serius. Ia lalu hijrah ke Partai NasDem beberapa tahun kemudian dan berhasil menduduki kursi DPRD DKI Jakarta pada 2009.
Setelah beberapa tahun berkiprah di NasDem, Wanda memutuskan untuk bergabung dengan Golkar pada 2022. Harapan Wanda untuk menemukan rumah politik terakhirnya di Golkar nampaknya tidak terwujud. Saat ini, keputusannya untuk mundur dari Golkar menambah daftar politisi yang hengkang dari partai tersebut usai pergantian kepemimpinan.
Hari ini, pimpinan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar resmi menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2024-2029. Bahlil menjadi calon tunggal, artinya semua peserta munas secara aklamasi memilih Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu sebagai ketua umum Golkar. Tak hanya itu, Bahlil juga ditunjuk sebagai formatur tunggal yang berwenang penuh untuk menyusun kepengurusan Partai Golkar periode mendatang.
SAVERO ARIESTIA WIENANTO | INSTAGRAM
Pilihan Editor: Kunto Aji akan Ikut Turun ke Jalan Besok Sebelum Konser Malam Harinya