TEMPO.CO, Jakarta - Aktris, Amber Heard didiagnosis mengidap dua gangguan kepribadian oleh psikolog klinis dan forensik, Shannon Curry. Ia bersaksi dalam persidangan bahwa Amber Heard menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik, bukan Post-traumatic Stress Disorder atau PTSD.
Shannon Curry ditugaskan untuk mengevaluasi Amber Heard oleh tim kuasa hukum Johnny Depp pada akhir tahun lalu. Shannon Curry membeberkan hasil evaluasinya pada hari kesembilan persidangan di mana Johnny Depp menuntut mantan istrinya, Amber Heard atas pencemaran nama baik yang digelar Selasa, 26 April 2022 di Fairfax, Virginia.
Shannon Curry meninjau seluruh dokumen yang berkaitan dengan kasus sebagai bagian dari evaluasinya terhadap bintang film Aquaman tersebut. Ia juga memeriksa catatan medis Amber Heard, termasuk perawatan kesehatan mental, rekaman audio dan video, foto, dan beberapa pernyataan saksi. Shannon Curry bertemu dengan Amber Heard dua kali, yaitu 10 dan 17 Desember 2021. Total sekitar 12 jam mereka melakukan pertemuan tatap muka.
"Hasil evaluasi Ms. Heard mendukung dua diagnosis: gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik," kata Shannon Curry, dikutip dari People pada Rabu, 27 April 2022.
Shannon Curry mengatakan gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) mewakili kepribadian yang tidak stabil, waspada terhadap penolakan. "Banyak kemarahan, kekejaman terhadap orang-orang yang kurang kuat, peduli dengan citra, mencari perhatian dan cenderung menyalahkan eksternal, banyak kemarahan yang ditekan yang mungkin meledak ke luar," katanya.
Johnny Depp dan Amber Heard menghadiri pemutaran perdana film "The Rum Diary," di London, Nov 2011. Keduanya terlibat cinta lokasi saat pembuatan film The Rum Diary, meskipun saat itu Depp sudah menjalin hubungan dengan Vanessa Paradis. AP/Joel Ryan
Menurutnya, siapa pun yang mencoba hubungan intim dengan kepribadian seperti itu, kemungkinan akan berubah dari "diidolakan menjadi tempat sampah". Itu adalah ciri khas dari kepribadian ambang, termasuk menyerang sebagai pasangan. "Mereka akan membuat ancaman menggunakan sistem hukum, mengancam untuk mengajukan perintah penahanan, mengklaim penyalahgunaan," katanya.
Sementara, mereka dengan gangguan kepribadian histrionik atau histrionic personality disorder cenderung memiliki kegemaran dramatis saat menunjukkan perilaku mencari perhatian.
Dari hasil pemeriksaannya, Shannon Curry mengatakan bahwa Amber Heard tidak mengidap Post-traumatic Stress Disorder atau PTSD. Amber Heard telah mengklaim bahwa dia menderita PTSD sebagai akibat dari dugaan pelecehan yang dia hadapi dari Johnny Depp. "Dalam kasus ini, Ms. Heard menuduh bahwa dia dirugikan secara psikologis dan menderita PTSD karena pelecehan yang dia duga dilakukan oleh Mr. Depp," kata Shannon Curry.
Johnny Depp menggugat Amber Heard atas kasus pencemaran nama baik akibat pernyatannya yang ditulis untuk Washington Post pada 2018 tentang selamat dari kekerasan dalam rumah tangga, meskipun Amber Heard tidak pernah menyebut nama Johnny Depp dalam artikel tersebut. Karier Johnny Depp terancam, sejumlah film mengganti Johnny Depp dengan aktor lain. Johnny Depp akhirnya mengungkapkan bahwa sebenarnya selama ini dirinyalah yang merupakan korban kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh Amber Heard.
PEOPLE | THE GUARDIAN
Baca juga: Johnny Depp Masih Sempat Lindungi Amber Heard Soal Insiden Ujung Jari Putus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.