TEMPO.CO, Makassar -Maestro tari Indonesia, Andi Ummu Tunru menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang, Makassar, pada pukul 13.40 Wita. “Subuh tadi, tiba-tiba tidak sadarkan diri, makanya kami bawa ke rumah sakit,” ungkap Basri B Sila, saat ditemui di rumah duka di Jalan Hertasning VII No. 9A Makassar.
Dari penjelasan dokter yang menangani, kata Daeng Basri, istrinya mengalami kelainan jantung dan gagal ginjal. Dia mengaku tidak menyangka sakit istrinya, karena Mama Ummu—sapaan akrab almarhum—tidak pernah mengeluh. “Belakangan ini, kondisi fisiknya memang agak menurun, tapi hanya mengaku flu.”
Baca juga:
Semangat Mama Ummu memang tidak surut, kondisi fisik yang tak normal tak membatasinya.
Tahun 2007 lalu, kaki kanannya diamputasi karena diabetes, dan mengharuskannya berdiri dengan dibantu kaki palsu. Perempuan kelahiran 15 September 1951 ini juga menderita penyakit asam lambung yang turut merusak pita suaranya. Tapi itu semua tidak jadi penghalang. Ia menari penuh semangat.
Mama Ummu adalah salah satu seniman yang terlibat dalam pementasan La Galigo yang disutradari Robert Wilson. Sejak 2004 pentas keliling Eropa, Amerika, Australia, Singapura, Taiwan, dan berakhir di Makassar tahun 2011.
Sejak usia delapan tahun ia sudah mengenal tari tradisional dari sejumlah pakar. Termasuk beberapa anrong—ibu guru Pakkarena di lingkungan kerajaan. Di usia 17 tahun ia mendirikan sanggar tari Batara Gowa, di tempat ini ia bertemu dengan suaminya Basri B Sila. Mereka selalu tampil bersama, Daeng Basri menjadi pengiring musik saat Andi Ummu menari.
Putra bungsunya, Andi Muhammad Akbar mengatakan, ibunya akan dikuburkan besok, di pekuburan Raja Gowa, di samping Masjid Tua Katangka, Kabupaten Gowa. Setelah disemayamkan, malamnya keluarga akan menggelar taksiyah di Jalan Tupai X Makassar.
REZKI ALVIONITASARI | IRMAWATI