Pameran lukisan dalam rangkaian kegiatan "Indonesian Channel 2010" ini memamerkan hasil karya pelukis muda hasil pengalaman mereka ketika berada di Indonesia selama tiga bulan lebih, sejak Juli lalu.
Pelukis muda tersebut berasal dari Spanyol, Prancis, Italia dan Amerika Serikat. Mereka berkeliling dan mendalami seni budaya di enam kota yaitu Padang Panjang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Para pelukis yang mengikuti pameran ini, kata Direktur Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, adalah penerima program beasiswa seni dan budaya. Acara ini dilakukan sejak 2005 lalu. "Semoga pengalamannya ketika di Indonesia menjadi kenangan manis bagi para seniman," kata dia.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengaku bangga karena dipilihnya Surabaya sebagai tuan rumah kegiatan ini. "Terima kasih telah memilih kami sebagai tuan rumah," ujarnya.
Ia berharap Surabaya bisa diperkenalkan ke luar negeri melalui para pelukis yang pernah datang ke Indonesia. Risma juga berharap agar pelukis Surabaya belajar dari pelukis asing.
Lukisan yang dipamerkan di antaranya bertitel "Butterflies Batik" karya Elena Orsini, "Dalang playing" karya pelukis perempuan Giula Panfili dari Italia. Karya Giula menceritakan seorang dalang memainkan topeng dengan berbagai karakter yang berbeda.
Selain itu ada lukisan berjudul "Cremation" dan lukisan perempuan Bali "Altorove" karya Elana Orsini. Juga ada lukisan lukisan “Nagari Tuo Pariangan dan Bukittinggo Clock Ink” karya Ela Vina Garcia.
Pelukis Giula mengatakan, selama di Yogyakarta dirinya belajar tetang topeng. Topeng-topeng ini lanjut dia kemudian dituangkan dalam lukisan dalam bentuk seorang dalang yang sedang memainkan topeng-topeng dengan berbagai karakter wajah. "Unik, ingin tetap di Indonesia," ujar dia.
Kepala Dinas Pariwisata Surabaya, Wiewik Widastuti menambahkan acara rutin ini bertujuan meningkatkan promosi dan citra kebudayaan Indonesia di mata internasional.
DINI MAWUNTYAS