Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

image-gnews
Poster film Kuyang. Foto: Instagram.
Poster film Kuyang. Foto: Instagram.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap daerah cukup kental dengan cerita legenda horor atau urban legend nya. Bahkan, cerita-cerita itu cukup familiar didengar oleh kalangan masyarakat Indonesia. Seperti Kuyang, hantu dengan kepala dan isi badan seperti jantung, usus, hati dan ginjal, dipercaya oleh masyarakat Kalimantan sebagai representasi ilmu hitam.

Kisah Kuyang itu kemudian diangkat menjadi sebuah film yang diproduksi oleh Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu. Film itu diadaptasi dari buku Kuyang: Sekutu Iblis yang selalu Mengintai karya Achmad Benbela, penduduk asli Kalimantan. Melalui tanyangan perdana atau gala premier pada Selasa, 5 Maret 2024 di XXI Epicentum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kuyang sukses membuat penonton kagum dengan kisah legenda yang dikemas secara apik. 

Sinopsis Film Kuyang

Film ini dibintangi oleh Alyssa Abidini yang berperan sebagai Sriatun dan Dimas Aditya sebagai Bimo, suami dari Sriatun. Keduanya merantau ke sebuah desa di Kalimantan yang penuh dengan mitos dan kepercayaan ilmu hitam. Setelah memutuskan pindah, karena Bimo akan menjalankan dinas sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), keduanya selalu diteror dengan hadirnya Kuyang.

Film ini makin menarik perhatian ketika Putri Ayudya berperan sebagai Mina Uwe, seorang tabib yang memiliki keturunan orang pintar, kepercayaan masyarakat desa. Ia berseberangan dengan Tambi Nyai yang diperankan oleh Elly D. Luthan dan Bue Alang (Egy Fedly). Keduanya juga dianggap sebagai orang yang memiliki ilmu hitam dan menjadi biang masalah di desa tersebut.

Sejumlah aktor berfoto saat konferensi pers film Kuyang: Sekutu Ibis yang Selalu Mengintai, di Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024. Film yang disutradai Yongki Ongestu dan dibintangi oleh Putri Ayudya, Alyssa Abidin, Totos Rasiti hingga Dimas Aditya itu menceritakan tentang mitos hantu kepala terbang yang berasal dari Kalimatan. Film Kuyang: Sekutu Ibis yang Selalu Mengintai akan tayang di bioskop pada 7 Maret 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang selalu Mengintai 

Yongki menghadirkan alur yang cukup persis dengan novel adaptasinya, kurang lebih 80 persen. Banyak mitos dan tradisi yang diangkat di dalam film ini. Tak jauh berbeda dengan film garapan Yongki sebelumnya, yaitu Tarian Lengger Maut. Yongki masih tetap konsisten untuk mengambil unsur-unsur mistis.

Pada menit-menit awal, tampilan film ini standar seperti film horor lainnya yang menampilkan alur maju. Namun, banyak juga alur-alur yang tak terduga dan menampilkan kesan berbeda dari cerita-cerita horor lainnya, seperti jumpscare di menit-menit yang pas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara isu, film ini tidak hanya menampilkan sisi horor saja. Kuyang juga menghadirkan isu pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T serta unsur sakral di daerah Kalimantan. Yang menarik, film ini menampilkan kebiasaan masyarakat seperti melempar makanan untuk menghormati leluhur setiap kali hendak makan dan menyiram perahu saat selesai menghantar tamu.

Sisi komedi juga menambah kesan penetralan dalam film ini melalui sosok Totos Rasiti yang berperan sebagai Kasno, si kepala sekolah yang berhasil membuat penonton tertawa di tengah-tengah ketegangan dalam film itu. Hal lain yang juga berhasil diselipkan dalam film ini adalah penggunaan bahasa Kalimantan dengan pelafalan atau pengucapan baru, tapi tidak menghilangkan logat. Saat mendengar cara berbicara aktor memang familiar dengan logatnya tapi tidak dengan pelafalannya. Hal ini dikarenakan arasemen yang memang dibuat khusus untuk film ini.

Plot-plot lakon yang dibagi menjadi tiga bagian seperti penduduk asli, masyarakat pendatang, dan penduduk yang sudah lama tinggal di desa. Plot ini memudahkan penonton untuk mengetahuinya dengan cara mereka bicara. 

Dari teknis pengambilan gambar, film ini bisa dibilang hard skill, sebab posisi-posisi pengambilan gambar jarang ada yang meleset. Komposisi dan penataan artis cukup rapi, sehingga hasilnya cukup memuaskan penonton. Salah satunya pengambilan gambar dari atas atau high angle menggunakan drone, karena film ini menggambarkan Kuyang yang akan terbang kesana-kemari untuk mencari mangsanya.

Yongki mengatakan, produksi untuk film ini terbilang sulit karena motion grapic Kuyang amat cukup menguras waktu. Kekurangan film ini, banyak yang terluput perhatian. Salah satunya saat rumah terbakar yang terlihat seperti tidak asli. Namun secara keseluruhan, film ini sukses membuat jantung penonton berdebar-debar.

Pilihan Editor: 25 Rekomendasi Film Horor Indonesia Terseram dan Terbaru untuk Ditonton

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menonton How to Make Millions Before Grandma Dies, Siapkan Tisu yang Banyak

3 hari lalu

Poster film How to Make Millions Before Grandma Dies. Foto: Twitter.
Menonton How to Make Millions Before Grandma Dies, Siapkan Tisu yang Banyak

Film Thailand, How to Make Millions Before Grandma Dies ini sukses membuat satu bioskop beruraian air mata.


Review Film The Ministry of Ungentlemanly Warfare: Lugas dan Menyenangkan

4 hari lalu

The Ministry of Ungentlemanly Warfare. Dok. Black Bear Pictures dan Lionsgate
Review Film The Ministry of Ungentlemanly Warfare: Lugas dan Menyenangkan

Dibintangi Henry Cavill, film The Ministry of Ungentlemanly Warfare diangkat dari kisah nyata saat berlangsungnya Perang Dunia II, berikut ulasannya:


Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

6 hari lalu

Poster film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Istimewa.
Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

Kingdom of the Planet of the Apes ini juga menyeret makna-makna yang juga membuat penonton terenyuh.


Film Kingdom of the Planet of the Apes Tayang Hari Ini di Indonesia, Ini Sinopsisnya

6 hari lalu

Poster film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Istimewa.
Film Kingdom of the Planet of the Apes Tayang Hari Ini di Indonesia, Ini Sinopsisnya

Kingdom of the Planet of the Apes ini disutradarai Wes Ball berdasarkan skenario karya Josh Friedman, Rick Jaffa, Amanda Silver dan Patrick Aison.


Film Menjelang Ajal Tembus 250 Ribu Penonton dalam 3 Hari, Kisah Legenda Urban Jin Pelaris

11 hari lalu

Film Menjelang Ajal. Dok. Rapi Films
Film Menjelang Ajal Tembus 250 Ribu Penonton dalam 3 Hari, Kisah Legenda Urban Jin Pelaris

Rapi Films mengimbau penonton yang hendak menonton film Menjelang Ajal di hari keempat penayangan.


Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

11 hari lalu

Poster film Abigail. Foto: Istimewa.
Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

Film Abigail bercerita tentang kawanan penculik menangkap seorang putri balerina, anak seorang tokoh dunia bawah tanah yang kuat


Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

19 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

Glenn Fredly The Movie mengisahkan perjalanan hidup, karier, hingga cinta dari Bung Glenn yang diperankan apik oleh Marthino Lio.


Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

37 hari lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

Siksa Kubur dimainkan oleh para aktor terbaik nomine dan penerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI).


Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

46 hari lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

Godzilla X Kong: The New Empire menjadi film kelima dalam franchise MonsterVerse yang dituturkan perlahan tapi diimbangi visualisasi menarik.


Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

49 hari lalu

Poster Para Betina Pengikut Iblis 2. Foto: Max Pictures.
Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

Para Betina Pengikut Iblis 2, seperti halnya film pertama, penonton dibatasi usia 21 tahun ke atas