TEMPO.CO, Jakarta - Madani International Film Festival 2023 telah dimulai pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Direktur Festival Madani IFF, Sugar Nadia mengatakan, penyelenggaraan yang memasuki tahun keenam ini untuk merayakan keberagamaan umat muslim di dunia.
"Eskalasi konflik dan bencana besar telah melanda saudara muslim di berbagai negara. Karena itu, kita perlu mengencangkan buhul persaudaraan bukan hanya antarsesama umat muslim tetapi juga antarsesama manusia, dengan alam, dan Sang Pencipta," kata dia dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Senin, 9 Oktober 2023.
Tahun ini, Madani International Film Festival berlangsung sepekan pada 7-12 Oktober 2023. Festival yang digelar dengan tujuan menggambarkan kehidupan umat Islam di berbagai belahan dunia ini mendapatkan dukungan dari Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI serta Dewan Kesenian Jakarta.
Madani International Film Festival Ambil Tema Buhul
Sugar menuturkan, festival tahun ini mengambil tema Buhul. "Tema ini berarti simpul atau ikatan, kami ingin menawarkan bagaimana menguatkan kembali buhul ikatan kemanusiaan dan kebersamaan di tengah dinamika global," ucapnya. "Mari bertemu di ruang-ruang dan perbincangan madani dalam buhul kemanusiaan dan keberagaman," ajak Sugar.
Film pembuka festival tahun ini adalah R21 Aka Restoring Solidarity dari Palestina, yang menghadirkan ikatan kuat antardua bangsa: Palestina dan Jepang. Mohanad Yaqubi, sutradara film ini datang dari Palestina untuk berdiskusi yang digelar kemarin, Ahad, 8 Oktober 2023. Sedangkan film penutupnya yakni Animalia dari Maroko, sebuah karya fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Sofia Alaoui.
Film Beri Ruang Iqra dan Ijtihad
Board Madani IFF, sutradara Garin Nugroho menyatakan film adalah medium pendidikan yang dapat memberi ruang untuk 'iqra' dan 'ijtihad' dalam perspektif demokrasi. "Dua kata ini adalah oasis yang memberi ruang bagi estetika, sains, teknologi, dan etika yang berbasis humaniora," ujar Garin.
Film-film berkualitas selalu menuntut kemampuan ‘membaca’ dan ‘menafsir’. Film-film ini, kata Garis, tidak hanya memberi ruang bagi kenyataan hidup atau keteladanan, tapi juga ruang gugatan, atau visi personal pencipta dalam gabungan kompleks yang sangat menuntut kemampuan iqra dan ijtihad. Di dalamnya, ruang demokratisasi penciptaan dan apresiasi menjadi nilai utama.
Tahun ini, Madani International Film Festival menerima 1.707 film dari open submission yang dibuka Mei–Juli 2023. Dari jumlah tersebut, 75 film dari 26 negara terpilih untuk ditampilkan. Festival akan digelar di berbagai lokasi, Madani Misbar, ruang terbuka yang dibangun di halaman Teater Besar, Kineforum Teater Sjuman Djaya dan Teater Usmar Ismail di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.
Pilihan Editor: Proses Kreatif Pembuatan Ms. Marvel Diungkap di Madani International Film Festival