TEMPO.CO, Jakarta - Penulis novel-novel roman populer Indonesia, Marga T meninggal dalam usia 80 tahun pada Kamis, 17 Agustus 2023. Kabar ini disampaikan penerbit Gramedia Pustana Utama, di akun Instagram mereka pada Jumat, 18 Agustus 2023, satu jam lalu.
"Dunia literasi berduka. Salah satu penulis prolifik terbaik yang dimiliki Indonesia, Marga T, berpulang. Redaksi Gramedia Pustaka Utama mengucapkan turut berduka cita. Semoga Bu Marga mendapatkan tempat yang paling baik di kehidupan abadi, dan keluarga yang ditinggakan diberi kekuatan dan keikhlasan," tulis akun Gramedia Pustaka Utama, tempat Marga T biasa menerbitkan novel-novelnya yang laris.
Novel Hits Marga T: Karmila dan Badai Pasti Berlalu
Marga T, terlahir dengan nama Intan Margaretha Harjamulia atau Marga Tjoa. Sudah puluhan buku dan ratusan cerita pendek ditulisnya sejak 1969 melalui novel, Rumahku adalah Istanaku. Novel-novel cinta Marga T yang terkenal antara lain Karmila, yang merupakan buku keduanya diterbitkan pada 1973, Badai Pasti Berlalu (1974), dan Bukan Impian Semusim (1976). Tiga buku itu juga difilmkan hingga laris manis baik novel maupun filmnya.
"Selain dalam medium novel, karya-karyanya juga dialihwahanakan menjadi film, sinetron, serta lagu dan musik. Penulis yang juga seorang dokter ini, tidak hanya menulis novel populer yang berlatar belakang dunia kedokteran, namun juga beberapa novel satir dan kumpulan cerpen," tulis penerbit Gramedia dalam keterangan unggahan foto Marga T dan karya-karyanya itu.
Karya terakhir Marga T merupakan buku memoar berjudul If Only dan sebuah kumpulan cerpen berjudul Kenangan Manis Takkan Pernah Habis. Pada 2015 penuis novel produktif ini dianugerahi Penghargaan Kebudayaan oleh Kemendikbud RI sebagai Pelopor Penulisan Sastra Populer Indonesia.
Kenalkan Dunia Medis karena Dokter
Sebagai dokter, novel-novel yang ditulis kerap mengenalkan dunia medis dengan mendalam. Karmila dan Badai Pasti Berlalu juga menceritakan kehidupan mahasiswa kedokteran hingga lulus.
Uniknya, Marga T tak ingin terlalu dikenal masyarakat meskipun novel-novelnya sangat laris. Ia beralasan dengan dikenal publik, ia tidak bebas lagi naik bus atau pergi ke bioskop.
Marga T disebutkan seorang pekerja keras. Dalam sehari, ia dapat menghabiskan waktu empat hingga lima jam hanya untuk menulis. Ia juga gemar membaca buku apa saja yang ingin diserapnya. Itulah yang membuat tulisannya sangat kaya.
Sebagai seorang perempuan, Marga T berempati dengan perempuan keturunan Tionghoa yang menjadi korban perkosaan massal pada Mei 1998. Ia kemudian menulis novel berjudul Sekuntum Nozomi, yang dibuatnya serial satu hingga lima dan diterbitkan pada 2002 dan 2006. Di Sekuntum Nozomi seri ketiga, Marga T menulis soal buku ketiga (2004) yang mengangkat seputar tragedi perkosaan massal perempuan Tionghoa pada 1998.
Pilihan Editor: Mengenang 15 Tahun Chrisye Berpulang, Jalan Berliku Pelantun Badai Pasti Berlalu