TEMPO.CO, Jakarta - Kala Sal Priadi masuk panggung, penonton yang semula duduk-duduk terpencar di arena panggung Bananas, We The Fest 2019 merangsek berdiri, memburu hingga batas panggung. Beberapa menyeru nama pria asal Malang tersebut.
Siapakah Sal? Di panggung ia mengenalkan diri sebagai penulis lagu, bukan penyanyi. Setidaknya karyanya sebagai seorang penulis lagu memang pernah diakui setelah masuk sebagai nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2018 untuk kategori Artis Solo Pria Pop Terbaik.
Dan di atas panggung We The Fest 2019 ia menyanyikan lagu-lagu ciptaannya itu. Salmantyo Ashrizky Priadi membuka penampilannya di hari pertama WTF 2019 dengan lagu Nyala. Seolah membaca requiem. Ia melibatkan seorang penyanyi pendamping perempuan. Keduanya membawakan lagu dengan aksi reatrikal. "Kita mulai pertunjukannya," sesaat sebelum lirik lagu kedua ia nyanyikan.
"Dia bernyanyi seperti romo memimpin doa di gereja," celetuk seorang penonton.
Berbeda di penampilan lagu pertama yang sendu nan kelam, di lagu kedua, Dalam Diam irama lebih hidup dan membuat Sal bergoyang, lebih ceria.
Memulai debut lewat Kultusan dua tahun lalu, nama Sal makin terdengar kala lagu Ikat aku di Tulang Belikatmu diperdengarkan enam bulan kemudian sejak debut bermula.
Lagu itu juga yang mengantarnya masuk nominasi AMI 2018. Sal bermusik sudah lama. Karyanya banyak ia unggah lewat SoundCloud--sebuah layanan streaming musik yang berorientasi pada konten musik original.
Sebelum era Spotify dan beberapa layanan streaming musik lainnya menjamur, Soundcloud menjadi tempat para musikus baru atau indie biasanya melempar karya-karya mereka untuk direkam dan dipromosikan dengan cara amatir.
Disebut beberapa tahun sebelum akhirnya Kultusan dirilis, SoundCloud menjadi ruang menuang karya Sal. Tak henti di Ikat Aku di Tulang Belikatmu, Sal makin moncer setelah menggandeng penyanyi Nadin Amizah untuk berduet bawakan Amin Paling Serius. Lagu ini juga yang di panggung We The Fest semalam kencang ikut dinyanyikan para penggemar.
Sebelum lagu ini dibawakan, Sal memberi sedikit jembatan sejak awal untuk meminta para penonton merapal kata, doa untuk dipanjat seserius mungkin.
Dan bersama Nadin, lagu yang disajikan dalam video klip bernuansa misterius ini pun kembali dibawakan dengan konsep teatrikal. Bidikan Sal saat menginjak panggung musik Indonesia kini nampaknya tepat. Lirik dan konsep menjadi hal yang cukup menjual dan menarik anak muda. Jatuh cinta dan sakit hati menjadi salah satu tema yang ia ramu dalam beberapa lagu yang menanti utuh menjadi sebuah album pertama.
Sal menjadi pengisi We The Fest hari pertama selain Fourtwnty, Dewa 19 feat Ari Lasso dam Dul Djaelani, Dean and Rad Museum, Capital Cities, Bazzi, Troye Sivan, dan benerapa musikus lainnya.