TEMPO.CO, Jakarta -Menyaksikan film Dracula Untold yang kini tayang di seluruh bioskop di Indonesia, jadi tontonan menarik pada akhir pekan. Bila melihat ke belakang, sesuai dengan mitosnya sebagai makhluk kekal, sejak kemunculannya pertama kali pada abad ke-19 pada novel garapan Bram Stoker, Count Dracula terus hidup hingga sekarang. (Baca: Bram Stoker Menulari Virus Dracula?) Puluhan versi kisahnya telah diangkat ke layar lebar. Namun Hollywood ternyata belum juga kehabisan akal untuk memerah cerita tokoh ikonik ini.
Sesuai dengan judulnya, Dracula Untold, film ini mengungkap sisi lain dari Dracula yang belum pernah diketahui, yakni asal-muasal makhluk dari kegelapan ini. Cerita yang diangkat pun mundur jauh dari setting Dracula versi Tuan Stoker.
Tokoh utama Dracula Untold adalah pria berahang keras, Vlad Tepes, Pangeran Transylvania yang tengah berada dalam posisi terjepit. Penguasa Turki, Sultan Mehmed, tak puas dengan sepeti uang perak yang menjadi upeti. Ia meminta seribu anak lelaki Transylvania untuk dijadikan prajuritnya, termasuk Ingeras, anak semata wayang Vlad. Vlad ingin melawan. Tapi ia dan negaranya tak punya daya.
Demi menyelamatkan keluarga dan rakyatnya, Vlad nekat bersekutu dengan Caligula, makhluk kegelapan yang ditakuti. Caligula sanggup memberikan kekuatan super seperti miliknya. Hanya, kerja sama itu akan membuat Vlad berubah menjadi makhluk penghisap darah sepertinya. Seperti salesman yang merayu pembeli dengan garansi uang kembali, Caligula menjamin Vlad akan kembali menjadi manusia normal. Syaratnya, ia harus berhasil menahan rasa haus akan darah manusia selama tiga hari.“Dan setidaknya kau sudah mencicipi kekuatanku,”tutur Caligula.
Ya, Vlad Tepes, yang diperankan dengan cukup baik oleh Luke Evans, adalah sosok Dracula yang selama ini kita kenal. Dalam salah satu kajian kontemporer mengenai Dracula, Bram Stoker memang diduga terinspirasi oleh tokoh nyata yang dulu menguasai Wallachia ini. Tak hanya Vlad, karakter Mehmed dan setting Perang Salib pun dipinjam dari sejarah. Hanya, fakta sejarah ini kemudian dibengkokkan agar pas dengan jalan cerita yang disuguhkan. (Baca: Bram Stoker, Dracula Sekelas Frankenstein)