Dracula Untold ingin memperkenalkan sisi manusiawi para tokoh yang selama ini identik dengan karakter monster jahat. Dalam kasus film ini, Vlad diperkenalkan sebagai pria terhormat yang mau melakukan apa pun bagi keluarga dan rakyatnya.
Sayang, film ini jadi terlalu berambisi untuk menggambarkan Vlad sebagai pribadi luhur. Akibatnya, salah satu pokok cerita, yang seharusnya menjadi yang sangat menarik, menjadi dangkal, yakni perjuangan Vlad mempertahankan sisi kemanusiaannya di tengah perubahan menjadi sesosok monster. Rasa hausnya akan darah serta insting predatornya sebagai monster sedikit sekali disentuh dalam film ini.
Begitu juga dengan masa lalu Vlad sebagai The Impaler, yang dikenal kerap membunuh dan memajang ribuan orang dengan ditusuk pasakyang juga kisah nyatatak begitu banyak dibahas. Akibatnya, fragmen film tentang pergolakan internal Vlad ini terasa hambar. Sebab, yang lebih ditekankan adalah aspek tim underdog yang berusaha melawan kekuatan raksasa Goliath. Pola ini telah berkali-kali diulang dalam banyak film sebelumnya.
Beruntung, film ini bisa diselamatkan oleh visualisasi yang memanjakan mata. Panorama Transylvania yang digelar dalam palet warna kelam memperkuat mood gelap dalam Dracula Untold. Efek computer-generated imagery (CGI) ketika Vlad bersulih rupa menjadi sekawanan kelelawar juga dilakukan dengan mengagumkan.
Teknologi itu pula yang menjadi tulang punggung aksi-aksi laga yang kental disajikan dalam film ini. Ya, berbeda dengan tradisi selama ini yang lebih banyak mengangkat cerita Dracula dalam kemasan horor, film ini lebih menyuguhkan kisah drama dengan bumbu aksi laga.
Dracula Untold adalah ujian awal bagi sang sutradara, Gary Shore, karena ini merupakan film panjangnya yang pertama. Apalagi, biaya pembuatan film ini lumayan besar—konon mencapai US$ 70 juta. Namun, setidaknya, begitu dirilis, film ini langsung melesat ke tangga puncak box office. (Baca: Bram Stoker, 'Bapak'-nya Dracula)
Judul: Dracula Untold
Sutradara: Gary Shore
Penulis Naskah : Matt Sazama, Burk Sharpless
Pemain: Luke Evans, Dominic Cooper, Sarah Gadon, Art Parkinson
Durasi: 92 menit
RATNANING ASIH | HP
Terpopuler
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi
Membaca Erotik Itu Perlu?
Pesta Rakyat, Jay Subiakto Siapkan Panggung Besar
Jay Subiakto: Makan Gratis Inisiatif Masyarakat
Abdee: Konser Rakyat, Kebersamaan Seluruh Relawan