Meski mengusung premis yang sama dengan prekuelnya, ternyata film ini tetap mampu menghibur penonton. Salah satu penyebabnya, duo Phil Lord dan Chris Miller mampu menyelipkan humor-humor segar di dalam fondasi lama yang sudah kadung berhasil itu.
Humor-humor segar itu berupa parodi atau sindiran terhadap hal-hal yang sesungguhnya berkaitan dengan unsur-unsur film ini sendiri. Sebagai contoh, di salah satu adegan, tokoh Jenko mengaku punya impian menjadi agen rahasia di Gedung Putih. Hal itu jelas menyindir peran Tatum dalam film White House Down, yang memberinya peran sebagai calon agen rahasia.
Contoh lain, di awal film, tokoh Chief Hardy dengan santainya mengatakan kepada Jenko dan Schmidt bahwa program Jump Street terpaksa dilanjutkan karena dipuji dan mendapat suntikan dana segar dari kepolisian pusat. Karena itu, Hardy meminta Jenko dan Schmidt menjalani tugas seperti sebelumnya agar kepolisian mendapat dana segar lagi. Adegan ini dengan cerdas menyindir kenapa film ini dibuat dan kenapa masih mempertahankan formula 21 Jump Street.
Selain humor yang segar, nilai tambah film ini ada pada chemistry antara Jonah Hill dan Channing Tatum yang lebih berkembang dibanding pada 21 Jump Street. (Baca : http://www.tempo.co/read/news/2014/05/22/219579619/Channing-Tatum-Mengaku-Alcoholic)