"Saya bahagia bukan main, akhirnya kami bisa menampilkan pentas ini di negeri sendiri," kata wanita cantik yang punya nama lengkap Bandoro Raden Ayu (BRAy) Atilah Soeryadjaya, yang ditemui hari Rabu kemarin di Jakarta.
Istri pengusaha Edward Soeryadjaya ini merupakan pecentus ide, konsep, penulis naskah dan sutradaranya. Atilah menuturkan pentas ini dikemas dalam tradisi Istana Mangkunegara yang kental, dalam bentuk tarian dan tembang Jawa Klasik. "Tantangan kami adalah bagaimana menyuguhkan pentas tari ini sebagi sebuah tontonan yang apresiatif terhadap buday, sarat makna namun sangat menarik untuk ditonton."
Atilah mengaku sangat bahagia karena pentas ini menjadi sebuah pekerjaan yang luar biasa yang pada akhirnya bisa dipentaskan di negeri sendiri. Kemudian, dia menerangkan bahwa di Indonesia begitu banyak cerita sejarah yang menarik, yang memberikan inspiras siapa bangsa Indonesia sesungguhnya.
"Matah Ati diangkat dari perjuangan cinta seorang wanita di abad ke-18 yang mendedikasikan hidupnya bagi keluarga dan bangsa bernama, Rubiyah. Kisah ini semakin relevan dengan jaman sekarang karena apa yang diyakini Rubiyah di masa itu hingga kini terus diyakini wanita Indonesia masa kini bahwa perjuangannya merupakan bentuk cinta untuk mewujudkan semangat kebersamaan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan. HADRIANI P