TEMPO.CO, Jakarta - Najwa Shihab adalah salah satu Jurnalis tersohor Indonesia, melalui salah satu programnya Mata Najwa dia telah menarik perhatian masyarakat. Najwa sendiri sebetulnya adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), namun kecintaanya pada Jurnalisme mendorong perempuan yang karib disapa Nana ini menyelam lebih dalam sebagai seorang jurnalis yang vokal dalam menyuarakan ketidakadilan yang merugikan masyarakat Indonesia.
Kariernya sebagai jurnalis bermula ketika dia masih menjadi mahasiswa Universitas Indonesia, saat itu ia melakukan magang di divisi berita RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Sejak itu, Najwa jatuh hati dengan jurnalistik hingga setelah meraih gelar sarjana, ia memilih untuk melanjutkan karier di dunia jurnalistik.
Setahun pasca lulus dari Universitas Indonesia, Najwa Shihab memulai karier dengan bergabung di stasiun Metro TV yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media nasional milik politisi NasDem Surya Paloh.
Pada awal karier putri Quraish Shihab ini menjadi reporter lapangan, lambat laun karier Najwa terus melambung, setelah menjadi reporter lapangan, ia diangkat menjadi pembawa berita. Beberapa berita yang pernah dibawakan oleh Najwa Shihab, seperti acara berita prime time, Suara Anda, sampai akhirnya Najwa dipercaya menjadi pembawa acara untuk sebuah program Mata Najwa yang diambil dari namanya sendiri. Mata Najwa merupakan sebuah program yang berisi tentang perbincangan dengan tokoh-tokoh tertentu.
Acara Mata Najwa yang dibawakan oleh Najwa Shihab terbilang sukses sebab Najwa memiliki kekhasannya tersendiri ketika memandu acara, misalnya rima-rima dalam pernyataan atau catatannya, hingga pertanyaan-pertanyaan tajam yang menguji logika.
Najwa juga diberi kepercayaan oleh Metro TV untuk meliput berita tsunami Aceh pada 2004. Selama meliput di Aceh, Najwa juga terbiasa tidur ayam. Baru sebentar tidur, tiba-tiba semuanya berguncang karena gempa susulan.
Awal kedatangannya ke Aceh, Najwa menyaksikan banyaknya tumpukan-tumpukan mayat yang belum terurus. Begitulah ia menjadi saksi atas ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi bencana alam yang besar itu.
Di Aceh, Najwa Shihab mengalami trauma. Ia tidak berani membuka telepon selulernya karena banjir pesan pendek dari warga yang meminta pertolongan. Teleponnya sampai rusak. Waktu itu, warga memanggilnya dengan sebutan "Mbak Metro".
Liputan yang dilakukan oleh Najwa Shihab pasca tsunami Aceh itu kemudian mendapatkan banyak apresiasi dari masyarakat banyak. Bukan hanya itu, dari liputan yang dilakukannya membuat banyak masyarakat menjadi empati dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bencana alam yang memakan banyak korban jiwa tersebut.
Kerja kerasnya di Aceh membuatnya memperoleh penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, yakni Hari Pers Nasional Award dan Reporter Televisi Terbaik. Tapi, ia juga banyak mendapat kritikan tajam. Ia dianggap melanggar asas jurnalistik, ketika terlibat emosi dengan peristiwa yang dilaporkan.
Penghargaan yang diperoleh Najwa Shihab bukan hanya dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), tetapi masih banyak penghargaan-penghargaan lainnya, baik itu untuk dirinya sendiri atau untuk acara Mata Najwa
Kemudian, pada 2017 Najwa berhenti dari Metro TV, ia bersama kedua temannya membuat sebuah perusahaan di bidang digital content dan nama perusahaan itu yakni PT Narasi Citra Sahwahita. Di awal-awal membangun perusahaan ini, Najwa sempat khawatir tidak bisa membayarkan gaji para karyawannya. Saat ini, PT Narasi Citra Sahwahita lebih dikenal dengan sebutan Narasi TV.
Ada banyak sekali content dan acara yang telah dibuat oleh Narasi TV, setiap acara itu ada yang ditayangkan di TV dan ada yang ditayangkan di YouTube.
Penghargaan yang diperoleh Najwa Shihab
Setelah membawakan berita dan laporan saat tsunami di Aceh. karier Najwa Shihab di dunia jurnalistik terus mengalami peningkatan. Keberhasilan karir jurnalistiknya dapat dilihat dengan banyaknya penghargaan yang ia dapatkan. Pada 2006, Najwa Shihab mendapatkan penghargaan sebagai jurnalis terbaik Metro TV dan masuk ke dalam nominasi Panasonic Award kategori pembaca berita terbaik.
Ditahun yang sama, Najwa Shihab terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar yang diadakan di beberapa kota di Amerika Selatan, peserta-peserta yang hadir di acara itu mayoritas dihadiri oleh wartawan-wartawan yang terpilih dari berbagai negara. Di tahun ini juga, Najwa Shihab menjadi pembicara di acara Konvensi Asian American Journalist Association.
Satu tahun berikutnya, Najwa masuk ke nominasi Panasonic Award dan di tingkat asia, ia masuk ke dalam nominasi Asian Television Award untuk kategori Best Current Affairs atau Talk Show Presenter. Kemudian pada 2010, Najwa Shihab masuk dalam nominasi di Panasonic Award untuk kategori Presenter Berita Terbaik.
Lebih lanjut, Najwa Shihab mendapatkan penghargaan Young Global Leaders pada 2011. Penghargaan ini merupakan penghargaan yang diselenggarakan oleh World Economic Forum (WEF) yakni sebuah organisasi nirlaba internasional yang pusatnya ada di Jenewa, Swiss. Pertemuan tahunan yang diadakan oleh lembaga ini diselenggarakan secara rutin di Davos, Swiss dan pertemuan itu dihadiri oleh eksekutif bisnis, politikus, ilmuwan, dan jurnalis terpilih.
Adapun beberapa pengahrgaan lainnya, yang pernah didapatkan oleh Najwa Shihab, seperti The Influential Women of The Year dari Ellie Magazine 2016. Most Progressive Figure dari Forbes Magazine 2016. Australian Alumni Award for Journalism and Media 2019. Pada tahun yang sama, ia mendapatkan penghargaan National Award for Journalistic Contribution to Democracy 2019.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | KORAN TEMPO
Pilihan Editor: Najwa Shihab Berulang Tahun Hari Ini, Berikut Profil Putri Quraish Shihab