TEMPO.CO, Jakarta - Konser perayaan 15 tahun perjalanan Simfoni untuk Bangsa pada Sabtu malam, 31 Agustus 2024 dipimpin oleh salah satu konduktor terbaik Indonesia, Avip Priatna. Dalam pagelaran bertajuk 'Melodi Milenium' tersebut, Avip bersama Jakarta Concert Orchestra (JCO) menampilkan repertoar dari lagu-lagu pop Indonesia era 2000-an, yang diaransemen menjadi musik orkestra.
Alasan Avip Priatna Soal Pilihan Lagu Pop 2000-an
Menurut Avip, ini adalah sebuah pendekatan untuk melestarikan dan mengemas musik Indonesia dengan cara yang berbeda, namun tetap mempertahankan orisinalitasnya. Ia menilai, lagu-lagu pop dari era 2000-an memiliki daya tarik tersendiri.
“Grup musik yang memberikan warna itu jumlahnya banyak. Semuanya memberikan sumbangsih yang sangat penting buat perkembangan musik Indonesia,” ujar Avip kepada Tempo, di Jakarta Concert Hall, Menteng, Jakarta Pusat.
Ini memang bukan pertama kalinya mereka menyuguhkan kekayaan musik Tanah Air. Tahun-tahun sebelumnya, panggung orkestra itu juga pernah mengangkat tema lagu daerah, lagu-lagu anak Indonesia, bahkan aransemen dari karya-karya band legendaris 70-an, Koes Plus. “Saya berusaha agar setiap konser Simfoni untuk Bangsa digelar, musik Indonesia selalu dilestarikan," kata pria kelahiran 1962 itu.
Lagu Pop dalam Balutan Aransemen Orkestra
Konduktor Jakarta Concert Orchestra, Avip Priatna memimpin pagelaran musik di acara Melodi Milenium, Jakarta Concert Hall, Menteng, Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2024. Pagelaran orkestra ini menampilkan lebih dari 20 lagu dengan balutan koreografi dan paduan suara yang harmonis. Tempo/Ilham Balindra.
Konser dimulai tepat pukul 19.36 WIB ketika Avip Priatna, mengenakan tuksedo putih dengan aksen garis hitam dan celana kasual hitam, naik ke panggung. Lagu 'Indonesia Raya' menjadi pembuka yang disambut dengan khidmat oleh penonton. Tema 'Melodi Milenium' dihidupkan dengan aransemen lagu-lagu pop yang membangkitkan kenangan. Lagu pertama yang dibawakan adalah PADI Overture yang merupakan medley dari lagu 'Hitam', 'Sesuatu yang Indah', 'Mahadewi', 'Begitu Indah', dan 'Kasih Tak Sampai'.
The Resonanz Children’s Choir kemudian tampil dengan membawakan 'Sahabat Sejati' yang dipopulerkan oleh Sheila on 7, disusul oleh empat penyanyi yakni Elisa Tyaswening, Gabriela Patricia Winny, Rinaldy Simanjuntak, dan Dewabhatara Herlambang yang memukau penonton dengan penampilan 'Masih (Sahabatku, Kekasihku)' milik ADA Band. Perpaduan suara alto dan soprano mereka terdengar menawan diiringi alat musik seperti biola, cello, piano, hingga trombon.
Tenor Alexandra Januarvian kemudian menyanyikan 'Aku Pasti Kembali' dari Pasto, diikuti oleh penampilan Vena Kambodit dan Wirvan Liegestu yang membawakan 'Air dan Api' dari NAIF. Selanjutnya, Jakarta Concert Orchestra menyajikan aransemen orkestra untuk lagu 'Jangan Menyerah' yang dipopulerkan oleh D'MASIV, diikuti dengan penampilan Batavia Madrigal Singers yang menyanyikan 'Khayalan' dari The Groove.
Salah satu momen puncak konser adalah ketika Avip Priatna memimpin orkestra, diiringi vokal soprano Dorothy Averina dan Batavia Madrigal Singers yang membawakan 'Sempurna' dari Andra and The Backbone. Penonton larut dalam suasana romantis yang dibalut lantunan aransemen orkestra. Beberapa dari mereka bahkan ikut bersenandung.
Jakarta Concert Orchestra kemudian membawakan lagu 'Soulmate' dan 'Takkan Terganti' dari Kahitna, mereka pun mengajak penonton bernyanyi bersama. “Meski waktu datang / Dan berlalu sampai kau tiada bertahan,” suasana panggung terasa sangat magis ketika lirik tersebut bergema.
Usai lebih dari 20 lagu dibawakan, konser orkestra malam itu ditutup dengan lagu '50 Tahun Lagi' yang dipopulerkan oleh Warna. Sebagai encore, Avip menyuguhkan lagu 'Ingatlah Hari Ini' dari Project Pop, dan mengakhiri konser nostalgia tersebut pada pukul 21.21 WIB.
Pilihan Editor: Konser Anime Bertajuk An Anime Symphony: Resonance Siap Digelar Ketiga Kalinya