TEMPO.CO, Jakarta - Grup K-Pop SEVENTEEN turut andil dalam pidato Konferensi Umum dua tahunan di UNESCO. Mereka membawakan pesan pemberdayaan suara generasi muda dan dorongan untuk terlibat aksi kolektif.
SEVENTEEN berpartisipasi dalam sesi khusus selama Forum Pemuda UNESCO di Markas Besar Organisasi di Paris pada Selasa, 14 November 2023. Mereka bergabung bersama 170 pemuda pembuat perubahan lainnya dalam forum membahas dampak sosial krisis perubahan iklim saat ini.
Perwakilan SEVENTEEN naik podium
Perwakilan SEVENTEEN, Seung Kwan, Jun, Woozi, Mingyu, Joshua, dan Vernon, masing-masing naik ke podium untuk berbagi pengalaman mereka. Seungkwan membahas hubungan khusus antara kampung halamannya di Pulau Jeju dengan UNESCO. Pulau Jeju diakui sebagai Cagar Biosfer, situs Warisan Alam Dunia, dan Geopark Global.
“Pulau Jeju menjadi tempat pertama di dunia yang dianugerahi ketiga penghargaan UNESCO,” ucapnya. Ia menyimpulkan, “Anak kecil yang memimpikan masa depan cerah dari pulau Warisan Dunia tersebut kini berdiri di hadapan anda di kantor pusat UNESCO hari ini.”
Jun berbicara tentang persahabatan grup mereka sebagai sesama anak yang tumbuh dari latar belakang berbeda. Termasuk dirinya yang berasal dari China, tetapi grup mereka dapat mengatasi kendala bahasa karena para anggota saling membantu dan bertumbuh bersama.
“(Awalnya) kami sangat terbentang satu sama lain, jadi saya tidak pernah membayangkan bahwa kami dapat tumbuh menjadi teman dengan tangan menyatu menghadapi semua tantangan yang akan datang,” kata Jun.
Woozi mengungkapkan bagaimana ketigabelas anggota saling berbagi minat sehingga perjalanan mereka selama delapan tahun menjadi menyenangkan. “Masing-masing dari kami memiliki keterampilan tersendiri, baik itu vokal, penampilan (tari), atau (rap) hip hop. Saat kami belajar satu sama lain dan bersatu, identitas SEVENTEEN mulai terbentuk,” tuturnya.
Berikutnya Mingyu naik ke podium dan menceritakan tentang donasi yang sangat berkesan baginya, ketika ia dan grup menyumbang 13 ekor kambing kepada anak-anak di Tanzania. Ia mengenang kembali surat yang diterimanya dari anak-anak di sana yang menulis ‘Saya akan merawat kambing ini untuk mimpiku.’
“Kami melakukan itu karena kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak muda, tidak peduli siapa mereka atau dari mana mereka berasal, yang menyerah pada impian mereka atau putus asa,” pungkas Mingyu.
Joshua berbicara tentang kerja sama UNESCO dengan kampanye mereka bertajuk #GoingTogether, yaitu kampanye untuk mendorong generasi muda akan pentingnya pendidikan. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya pada para CARAT yang turut mengambil aksi membantu kampanye ini.
“Kami berharap aksi kami melalui UNESCO dapat menjangkau generasi muda di mana pun, mulai dari anak-anak di pulau-pulau yang bahkan lebih kecil dari Jeju, hingga mereka di seluruh penjuru,” sebut Joshua.
Anggota terakhir, Vernon menutup pidato dengan memperkenalkan lagu SEVENTEEN yang dibawakan di forum. Vernon mengutip salah satu lirik lagu mereka.
"Mari kita bersama membuka masa depan baru. Aku peduli padamu, kamu peduli padaku, kita bisa menjadi apa yang mereka butuhkan. Bahkan aksi kecil hari ini dapat membawa keberanian pada orang lain di hari mendatang.”
Dia menyimpulkan, “Saya harap kata-kata ini akan terasa lebih dekat di hati anda setelah mendengarkan cerita dan musik kami. Terima kasih.”
Grup K-Pop pertama di forum UNESCO
Kehadiran grup naungan Pledis Entertainment itu di kantor pusat UNESCO sangat dinantikan. Ini menandai pertama kalinya grup K-pop diundang pidato dalam sesi Konferensi Umum dua tahunan UNESCO. Menurut UNESCO Ada lebih dari 3.600 orang mendaftar untuk mendapatkan 550 kursi yang tersedia.
Selain menyampaikan pesan pemberdayaan suara generasi muda, SEVENTEEN menutupnya dengan menyanyikan lima lagu di atas panggung, di antaranya _World, Darl+ing (English ver.), Headliner, God of Music, dan Together (English ver.).
GABRIELLA KEZIAFANYA BINOWO | KOREA HERALD | SOOMPI
Pilihan editor: Gara-gara Ini Mingyu Tak Ikut Promosi Album SEVENTEEN