TEMPO.CO, Bandung - Seniman yang juga guru besar purnabakti Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Setiawan Sabana, meninggal pada Kamis, 27 April 2023 pukul 03.00 di Bandung dalam usia 71 tahun. Sebelum dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Cibarunay Jalan Sarijadi Kota Bandung, almarhum akan disalatkan di Masjid Salman ITB lalu dilakukan prosesi acara pelepasan di Aula Barat ITB sekitar pukul 11.00.
Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan, acara pelepasan akan dipimpin Wakil Rektor Sumber Daya ITB Gusti Ayu Putri Saptawati. Keluarga Besar ITB menghaturkan duka cita yang mendalam kepada keluarga besar almarhum. Setiawan Sabana dikenal sebagai sosok yang santun dan penuh hormat kepada siapapun baik senior maupun juniornya.
Setiawan Sabana Ulet Berkarya dan Aktif Membimbing Mahasiswa Pascasarjana
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Andryanto Rikrik Kusmara menuturkan, dalam keadaan kurang sehat, Setiawan Sabana masih aktif berkarya. Pameran tunggal terbaru sekaligus terakhirnya berlangsung di kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung, bulan lalu. Di ITB meskipun telah pensiun, dia masih membimbing mahasiswa pascasarjana. “Pensiunnya 2021, purnabakti tapi tugas intinya sebagai promotor S3 masih ada beberapa mahasiswa,” ujarnya Kamis, 27 April 2023.
Menurut Rikrik, Setiawan Sabana dikenal sebagai seniman yang mengolah bahan kertas dan penggiat seni spiritualitas. Pada pameran tunggal terbaru dan terakhirnya di Universitas Kristen Maranatha Bandung pada 15-19 Maret 2023, Setiawan Sabana mengangkat judul “Nusantara – Tenis Meja – Kemanusiaan”.
Pameran Terakhir Seniman Kertas, Setiawan Sabana
Mengutip dari laman Maranatha, menurut Setiawan, melalui tenis meja seseorang dapat menyelaraskan antara kecepatan berpikir, bertindak, dan menggerakan motorik untuk mengambil keputusan. Proses itu juga yang terjadi dalam proses pembuatan karya seni kertasnya. “Tenis meja itu adalah jiwa raga saya karena dengan olah raga itu saya merasakan sisi kemanusiaan,” ujarnya.
Setiawan Sabana lahir di Bandung pada 10 Mei 1951. Pada 1977 lulus dari Jurusan Seni Murni ITB lalu melanjutkan kuliah ke Art Department, Northern IIlinois University hingga meraih gelar Master of Fine Arts pada 1982. Pada 2002 meraih gelar doktor dari ITB. Selain banyak berkiprah di dunia akademik kampus, Setiawan juga aktif berkarya.
Pameran tunggal perdananya pada 1982 di Amerika Serikat, selanjutnya di beberapa kota di Indonesia dan luar negeri seperti Jepang dan Malaysia serta puluhan acara pameran bersama. Beberapa penghargaan yang diraih Setiawan Sabana seperti medali perak di ajang perdana Seoul International Art Exhibition pada 1984, kemudian meraih medali emas dari ajang serupa pada 1985.
Dari pemerintah pada 2006 mendapat Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden RI, juga Ganesa Wira Adiutama dari ITB. Lalu Anugerah Budaya Kota Bandung 2016, dan Anugerah Seni Jawa Barat 2017.
Pilihan Editor: Penyair dan Pelopor Puisi Sonian, Soni Farid Maulana Wafat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.