TEMPO.CO, Jakarta - Drama Korea Snowdrop akan tetap tayang sesuai jadwal. Pengadilan Distrik Barat Seoul telah memutuskan drama produksi JTBC itu boleh tetap tayang dengan menolak permintaan dari kelompok masyarakat sipil.
Sejak penayangan episode pertama pada Sabtu, 18 Desember 2021, Snowdrop ditentang oleh ratusan ribu warga Korea Selatan karena diduga adanya distorsi sejarah. Lebih dari 300 ribu warga menandatangani petisi nasional Blue House yang meminta agar Snowdrop berhenti ditayangkan. Pihak Blue House hingga saat ini belum menanggapi petisi tersebut.
Di tengah kontroversi yang sedang berlangsung, sebuah kelompok masyarakat sipil bernama Declaration of Global Citizens di Korea juga mengajukan perintah kepada JTBC pada Rabu, 22 Desember 2021 untuk menghentikan penayangan drama tersebut. Namun, Pengadilan Distrik Barat Seoul menolak permintaan Declaration of Global Citizens di Korea pada Rabu, 29 Desember 2021.
"Bahkan jika Snowdrop didasarkan pada distorsi sejarah, kemungkinan publik akan menerima (distorsi itu sebagai fakta) secara mentah-mentah sangat rendah," kata Pengadilan Distrik Barat Seoul dikutip dari Soompi.
Menurut pengadilan, saat ini tidak ada undang-undang yang melindungi gerakan pro-demokrasi dari distorsi sejarah. "Kecuali jika konten drama secara langsung melibatkan (kelompok sipil), sulit untuk membantah bahwa itu melanggar hak sebuah kelompok,” kata pengadilan.
Dari awal, JTBC terus mengatakan bahwa tuduhan distorsi sejarah adalah kesalahpahaman yang nantinya akan dijelaskan di episode mendatang. Pekan lalu, JTBC memutuskan untuk menayangkan tiga episode berturut-turut untuk membuktikannya. Meski begitu, publik masih menunggu tanggapan dari Blue House atas petisi nasional terkait drama tersebut.
Drama Korea Snowdrop bercerita tentang seorang mahasiswi Korea Selatan bernama Young Ro yang diperankan oleh Jisoo Blackpink. Young Ro menyelamatkan Im Soo Ho yang diperankan oleh Jung Hae In, dalam kondisi berlumuran darah di asramanya. Young Ro mengira bahwa Soo Ho merupakan aktivis pro-demokrasi yang dikejar-kejar oleh intelijen. Keduanya juga digambarkan terlibat dalam hubungan romantis.
Pembuat petisi menilai cerita dalam Snowdrop dapat memperkuat narasi pemerintah otoriter masa lalu yang menganggap aktivis mahasiswa pro-demokrasi terkait dengan Korea Utara. Padahal, banyak aktivis dan pembangkang tersebut disiksa serta dituntut dengan tuduhan palsu sebagai mata-mata Korea Utara.
Baca juga: Tiga Episode Snowdrop Tayang Lebih Awal Pekan Ini untuk Luruskan Miskonsepsi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.