TEMPO.CO, Jakarta - Britney Spears mengungkapkan dirinya ingin menikah dan memiliki anak lagi. Sayangnya, menurut Britney, ia tidak diizinkan untuk melepas alat kontrasepsi yang dipasangkan di badannya, selama masih di bawah pengawasan.
Spears mengungkapkan keinginannya ini saat memberikan kesaksian di pengadilan yang membahas tentang konservatori terhadap dirinya. Penyanyi pop ini mengklaim ia tidak diizinkan hamil di bawah perjanjian yang ditandatanganinya sejak 2008.
“Aku diberitahu, dalam konservatori, aku tidak bisa menikah atau memiliki anak. Aku dipasangi IUD di dalam tubuhku saat ini, sehingga aku tidak bisa hamil. Aku berhak memiliki hak yang sama dengan orang lain dengan memiliki anak, keluarga dan hal-hal seperti itu” ujar Spears kepada hakim seperti dilansir oleh eonline, Kamis, 24 Juni 2021.
Saat ini, dari pernikahannya dengan Kevin Federline, Britney memiliki dua anak lak-laki, Sean, 15 tahun dan Jaden, 14 tahun. Penyanyi yang terkenal dengan lagu Toxic ini sedang berkencan dengan ahli kebugaran Sam Asghari. Selama proses persidangan ini, Sam terlihat menggunakan kaos yang bertuliskan Free Britney, sebagai bentuk dukungannya.
Seorang pendukung memegang tanda saat berkumpul untuk mendukung bintang pop Britney Spears selama sidang kasus konservatori di Gedung Pengadilan Stanley Mosk di Los Angeles, California, AS, 17 Maret 2021. REUTERS/Mario Anzuoni
Keinginan Britney untuk memiliki anak hanyalah satu dari fakta yang diungkap selama proses pengadilan. Mantan kekasih Justin Timberlake ini menegaskan, kalau dia tidak ingin ayahnya, James P. Spears atau biasa disapa Jamie Spears memiliki kontrol terhadap karier dan kehidupannya.
November 2020, pengacara Britney, Samuel D. Ingham III berdebat di pengadilan, menyatakan kliennya takut terhadap ayahnya. Tidak hanya itu, Britney tidak mau tampil lagi selama ayahnya masih berkuasa. Saat itu hakim tidak membatasi Jamie tapi justru menambahkan grup Bessemer Trust sebagai co-conservator.
Awal bulan ini, New York Times mengeluarkan laporan tuduhan Britney atas ayahnya. Dalam dokumen yang diperoleh New York Times dari pengadilan, selama bertahun-tahun, Spears, yang pernah merajai panggung musik dunia kala remaja, diperas oleh ayahnya. Ia terus dipaksa sakit mental oleh pengadilan, kemerdekaannya dihapus, dan haknya sebagai manusia dihilangkan atas nama pengobatan mentalnya.
Britney Spears tampil seksi saat menghadiri GLAAD Media Awards ke-22 di Beverly Hilton Hotel, California, 12 April 2018. AP Photo
Penggemar Britney sendiri terus menggalang aksi #FreeBritney untuk mengakhiri pengawasan ini. Aksi ini semakin memanas setelah dokumentari berjudul Framing Britney Spears beredar tahun ini. Bahkan para pengguna media sosial juga mulai mencoba memecahkan kode dari pesan-pesan di Instagram Britney. “Ya, aku baik-baik saja, aku sangat bahagia. Aku punya rumah yang indah, anak-anak yang tampan. Aku sedang istirahat sekarang, karena aku sedang menikmati hidupku,," tulis Spears, April lalu,
Dalam proses kesaksian Rabu, 23 Juni 2021, Britney menyebutkan pengawasan ini adalah pelecehan. Ia juga menginginkan ini semua berakhir.
Sementara pengacara Jamie, Vivian Thoreen menuturkan, ayahnya hanya berusaha untuk melindungi Britney dari eksploitasi. Ia memahami kalau setiap cerita butuh orang jahat, tapi menurutnya orang-orang telah salah menilai.
"Ini cerita tentang seorang ayah yang sangat mencintai, berdedikasi dan setia yang menyelamatkan putrinya dari situasi yang mengancam hidupnya. Orang-orang yang telah menyakitinya dan mengeksploitasinya. Jamie telah menyelamatkan hidup Britney,” ujar Vivian dalam acara Good Morning America, Februari lalu.
Sementara saat proses pengadilan Rabu lalu, pengacara Jamie hanya membacakan pernyataan Jamie. “Jamie Spears sedih melihat putrinya menderita dan sangat kesakitan. Jamie mencintai putrinya dan sanget merindukan dia,” tulis pernyataan ayah Britney Spears.
DEWI RETNO
Baca juga: Minta Pengawasan terhadapnya Diakhiri, Britney Spears: Aku Bukan Budak Ayah