TEMPO.CO, Solo -Penyanyi Katon Bagaskara saat ini berencana untuk mencoba peruntungannya di jalur campursari. Salah satu lagunya, Dinda Dimana sudah digarap ulang dan segera diluncurkan dalam format digital.
Menurut Katon, campursari merupakan salah satu bukti kekayaan seni dan tradisi yang ada di Indonesia. "Ini merupakan kekayaan lokal yang selalu harus digali," kata Katon saat ditemui di Solo, Senin 24 Februari 2020.
Dia mengakui, keputusannya untuk masuk ke dunia campursari terinspirasi dari pria berjuluk Godfather of Broken Heart, Didi Kempot. "Saya mengamati dunia permusikan beberapa waktu terakhir dengan melejitnya kembali idola saya, Didi Kempot," katanya.
Katon memandang Didi Kempot berhasil menghadirkan lagu romantis namun tetap enak untuk berjoget dan memiliki akar tradisional. "Tren pada saat ini adalah kembali ke akar," katanya. Hal itu menjadi alasannya untuk mencoba menggarap ulang lagunya dengan genre campursari.Pengdangdut Didi Kempot yang terkenal dengan lagu cintanya yang menggugah hati,mendapat julukan Godfather of Broken Hearts.
Bukan hanya musiknya yang diubah, sebagian besar liriknya juga diubah dalam Bahasa Jawa. Dia menggandeng musisi asal Solo, Jepank untuk melakukan perubahan itu.
Meski demikian, Katon menyebut lagunya itu memiliki perbedaan dengan lagu-lagu Didi Kempot yang kebanyakan bertema patah hati. Tema itu yang membuat para penggemar Didi Kempit mendapat julukan Sobat Ambyar.
"Lagu Dinda Dimana ini memiliki tema tentang kerinduan," katanya. Katon juga telah menyiapkan julukan untuk penggemarnya di jalur campursari ini. "Bala Katon Sobat Kangen," katanya.
Kebetulan, inspirasinya untuk menjajal dunia campursari datang saat dia pentas di kota asal Didi Kempot, Kota Solo, November lalu. Saat itu, para penggemarnya banyak memintanya untuk menyanyikan lagu-lagu lamanya. "Saya terinspirasi pada suatu saat akan membawakan dalam bentuk yang berbeda," kata Katon Bagaskara.
AHMAD RAFIQ