TEMPO.CO, Solo -Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu. Solo International Performing Art (SIPA) yang pertama kali diselenggarakan di Kota Solo pada 2008, saat (presiden) Joko Widodo masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, kini sudah memasuki usia yang ke 10 tahun.
Simak: Rayakan Satu Dekade, Ini Beda SIPA 2018 dengan Tahun Sebelumnya
Merayakan satu dekade kiprahnya sebagai pergelaran seni pertunjukan berskala internasional yang melambungkan nama Solo ke dunia, SIPA kali ini mengusung tema “We Are The World - We Are The Nations”.
“SIPA ingin menggaungkan semangat bersatu dalam kekuatan bersama meski berbeda bahasa, warna kulit, adat dan tradisi,” kata Humas SIPA, Henggar Ramadhana, pada Selasa, 4 September 2018.
Sebagai perwujudan dari tema besar tersebut, puncak perayaan SIPA 2018 yang diselenggarakan di Benteng Vastenburg Solo pada 6 - 8 September akan menghadirkan sejumlah delegasi dari dalam dan luar negeri yang beberapa di antaranya mungkin masih asing di telinga.
Mau tahu lebih dalam tentang siapa mereka dan seni pertunjukan apa saja yang akan dipentaskannya, terutama dari delegasi luar negeri, berikut ini bocorannya.Benteng Vastenburg. (solopos.com)
Filastine & Nova
Gray Filastine adalah seorang produser gaek dari Barcelona, Spanyol. Sedangkan Nova Ruth adalah musisi muda, vokalis neo-souls dari Malang, Jawa Timur. Di SIPA 2018, Filastine & Nova akan menyuguhkan Drapetomania, album berisi 12 karya hasil kolaborasi mereka dalam memadukan musik elektronik dan akustik, pop dan eksperimental liar, dari roots music (akar musik) sampai future bass (genre musik dansa elektronik).
Sebelum bertandang ke SIPA 2018, Filastine & Nova telah berkeliling Eropa dan Amerika utara untuk mempromosikan Drapetomania yang dirilis secara internasional pada 28 April lalu.
Chinese Youth Goodwill Association (CYGA)
CYGA, dari Taiwan, adalah satu-satunya kelompok yang khusus menyajikan tarian dan nyanyian budaya rakyat tradisional. Kelompok yang dibentuk sejak 1974 ini telah mengirimkan banyak generasi muda berbakat untuk mengadakan kunjungan ke berbagai tempat di seluruh dunia.
Di SIPA 2018, CYGA akan menampilkan karya “Flowing Formosan Flavor dari Taiwan untuk Solo”, sebuah seni pertunjukan yang mengkombinasikan aksi-aksi indah dalam tarian klasik, tarian rakyat, dan diakhiri dengan gerakan akrobatik yang terampil.
Supa Kalulu, Music of Zimbabwe & Beyond
Tersentuh oleh keindahan musik Zimbabwe, grup musik beranggotakan 12 pemain dari berbagai latar budaya (Indonesia, AS, Tanzania, dan Australia) ini akan memainkan lagu-lagu daerah dalam marimba (alat musik perkusi bernada dengan bilahan dari kayu dan resonator pipa) dan mbira (alat musik khas dari suku Shona, instumen penting dari Zimbabwe).
Dengan dukungan gitar elektrik, bas, drum kit, dan harmoni vokal, poliritmik marimba yang bernuansa funk dari Supa Kalulu akan mengajak penonton SIPA 2018 menari bersama selama mereka memainkan enam karya, yaitu Todzungaira (Kami Menderita), Zvichapera (Ini Akan Terjadi), Nyama Musango (Daging di Dalam Hutan), Vanorapa (Para Tetua), Bangidza (Tunjukkan, Tunjukkan, Tunjukkan), dan Usa Cheme (lagu pengantar tidur tradisional Shona).
LeineRoebana Dance Company
Grup tari kontemporer yang dikoreograferi oleh Andrea Leine dan Harijono Roebana dari Belanda sejak 1989 ini menduduki posisi penting di dunia tari internasional. Dua koreografer ini mengembangkan tari idiom pribadi yang unik dari pendekatan baru untuk simetri, ritme, komposisi, dan dipadukan dengan musik mulai dari Renaissance hingga kontemporer.LeineRoebana adalah kelompok tari modern yang didirikan oleh dua koreografer, Andrea Leine (Belanda) dan Harijono Roebana (Indonesia). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Di SIPA 2018, grup ini akan menampilkan karya “Light”, sebuah puisi tari berkelok-kelok yang dibawakan oleh sekelompok penari, penyanyi, dan musisi yang beraneka ragam dengan iringan musik dari komponis Iwan Gunawan. Karya ini hendak menunjukkan bahwa perbedaan budaya bukanlah rintangan, tapi justru menjadi landasan kreatif untuk menciptakan pusaran ide-ide baru.
Capitol University Dance Troupe
Selain menjadi penggerak utama dalam mempromosikan budaya dan seni Filipina, grup seni tari kontemporer yang didirikan sejak 1992 ini juga menjadi duta perdamaian untuk Minadanao.
Di SIPA 2018, grup ini akan membawakan karya Kalinaw Mindanaw atau Peace Mindanao. Karya ini menggambarkan tentang perjuangan orang-orang Mindanao, yang terdiri dari beragam latar agama, membantu satu sama lain tanpa pamrih demi tercapainya perdamaian.
Baca: Merayakan Satu Dekade, SIPA 2018 Akan Roadshow ke Kafe dan Kampus
Stefano Fardeli
Penari dan koreografer kelahiran Italia pada 28 Oktober 1983 ini telah menciptakan banyak karya kolaborasi bertaraf internasional. Di SIPA 2018, Stefano akan menampilkan karya “Namu”, sebuah tari yang terinspirasi dari perjalanannya Stefano ke Burma untuk menguji makna dan hubungan antara kerohanian dan adat di seluruh gerakan.