TEMPO.CO, Solo - Demi memanjakan masyarakat Kota Solo dan sekitarnya, sekaligus untuk merayakan sepuluh tahun perjalanannya, puncak perayaan Solo International Performing Art (SIPA) 2018 akan diselenggarakan dengan durasi lebih panjang, mulai pukul 16.00 sampai 23.00, selama tiga hari berturut, 6 - 8 September 2018, di Benteng Vastenburg Solo.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, SIPA hanya diselenggarakan selama empat jam per hari, dari pukul 19.00 sampai 23.00. Sekarang sampai tujuh jam selama tiga hari,” kata Humas SIPA 2018, Henggar Ramadhana kepada Tempo pada Senin, 3 September 2018.
Sebelum menampilkan sejumlah delegasi dari dalam dan luar negeri di panggung utama di dalam Beteng Vastenburg tiap pukul 19.00 - 23.00, Henggar mengatakan, masyarakat terlebih dulu akan dihibur oleh tiga acara pembuka di panggung luar Benteng Vastenburg pada pukul 16.00 - 18.00.Benteng Vastenburg. (solopos.com)
Pertama, penonton akan diajak menari bersama oleh Temon Holic Holobis Solo, sebuah komunitas di Solo yang menjadi wadah bagi para pecinta seni pertunjukan tari dengan iringan musik koplo, campursari, dan musik lain dengan irama yang menghentak. Kedua, pertunjukan Flying Ballons Puppet, grup teater boneka dari Yogyakarta.
Flying Ballons Puppet yang dibentuk oleh Rangga Dwi Apriadinnur pada 2015 ini merupakan hasil dari kelas laboratorium keaktoran di jurusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Di SIPA 2018, Flying Ballons Puppets akan menampilkan karya tunggal Sori dan Lembuna, kisah pertemanan antara manusia dan siluman.
Ketiga, penonton akan diajak menyaksikan sekaligus mencoba berlatih memanah bersama Semut Ireng Pop Archery Sriwedari (SIPAS), komunitas panahan tradisional yang didirikan pada 2015 dan bermarkas di Taman Sriwedari Solo.
Setelah dihibur oleh tiga acara pembuka, penonton bisa menyaksikan penampilan berbagai delegasi dari dalam dan luar negeri di panggung dalam Benteng Vastenburg.
“Untuk delegasi dalam negeri ada dari Solo, Surabaya, Bandung, Jakarta, Palu, NTT, dan Papua,” kata Henggar. Delegasi dari Solo ada Melati Suryodarmo, seniman performance art bertaraf internasional, dan Studio Taksu (Tari, Gerak, Suara) yang dibentuk sejak 1995. Delegasi dari Jakarta ada drummer papan atas Gilang Ramadhan yang akan berkolaborasi dengan Smiet Lalove, musisi perkusi dari Palu.Gilang Ramadhan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Adapun dari Indonesia Timur, ada delegasi NTT yang akan menampilkan Suling Bambu Dasarai Lamaknen dan Boogie Papeda & Komunitas Street Pass dari delegasi Papua. “Delegasi luar negeri ada Liene Roebana Dance Company (Belanda), Stefano Fardeli (Itali), Filastine and Nova (Spanyol), Supa Kalulu (Zimbabwe), Chinese Youth Goodwill Association (Taiwan), dan Capitol University Dance Troupe (Filipina). Semua pertunjukan ini gratis dan terbuka untuk umum,” kata Henggar.
Sebelum memasuki puncak perayaan SIPA pada 6 - 8 September, masyarakat Kota Solo dan sekitarnya juga akan dihibur oleh SIPA Goes to Café dan SIPA Goes to Campus pada 4 - 5 September. SIPA Goes to Café akan menampilkan Widya Ayu Kusumawardani dan Tutut Tuty di Waroeng Kroepoek Solo, Diamond Café Solo, dan Double Decker Solo Baru, Sukoharjo tiap malam (pukul 19.00 dan 21.00).
Baca: Merayakan Satu Dekade, SIPA 2018 Akan Roadshow ke Kafe dan Kampus
Sedangkan SIPA Goes to Campus akan menggelar konser musik di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Rabu mulai pukul 18.00. Konser tersebut akan menampilkan sejumlah musisi indie yang sedang naik daun seperti Danilla Riyadi dan FISIP Meraung.