TEMPO.CO, Jakarta -Menyutradarai film Bumi Manusia menjadi impian Hanung Bramantyo sejak masih kuliah. Bahkan ia sempat mendatangi Pramudya Ananta Toer untuk menyatakan maksudnya tersebut. Apa daya, semangat Hanung kala itu belum cukup meyakinkan Pram untuk mengizinkan salah satu karya besarnya difilmkan.
Beberapa nama sutradara luar dan dalam negeri yang disebut-sebut sebagai pembakal film Bumi Manusia sempat muncul. Di antaranya Riri Riza dan Garin Nugroho.
Baca: Garap Film Bumi Manusia, Hanung Bramantyo Pernah Menemui Pramudya Ananta Toer
Jalan Panjang Bumi Manusia Menuju Layar Lebar
Bumi Manusia, Banyak Dilamar Sutradara Tapi Tak Kunjung Difilmkan
Usai menggarap film Ayat-Ayat Cinta, Hanung sempat ditawari proyek pengerjaan film Bumi Manusia oleh Hatoek Subroto dan Deddy Mizwar. “Saya bilang kepada mereka, ini akan jadi perjuangan saya. Saya rela engak dibayar buat ini. He-he-he. Tapi sayangnya, entah kenapa, film itu batal,” ujar Hanung kepada Tempo, Ahad 3 Juni 2018.
Kini, lewat bendera rumah produksi Falcon Pictures penggarapan Bumi Manusia kembali jatuh ke tangan Hanung Bramantyo. “Tahun 2017, saat saya hendak mengerjakan Benyamin Biang Kerok, saya ditawari oleh Pak H.B Naveen untuk menyutradarai Bumi Manusia. Jawaban saya tetap sama. Saya mau dan rela untuk tidak dibayar,” lanjut Hanung.
Ketertarikan Hanung terhadap novel Bumi Manusia ada kaitannya dengan kesukaannya terhadap sejarah. Novel Bumi Manusia sangat memukau Hanung lantaran memiliki gambaran yang demikian detail. “ BM sangat memukau saya. Detail dan menampilkan geopolitik Indonesia zaman Indie moii yang sangat lengkap,” kata Hanung.
"Bumi Manusia" adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis ketika Pram mendekam di pulau Buru. Pram menulis kisah ini di bekas kertas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975.
Novel yang kisahnya berlatar belakang kebangkitan nasional antara 1890 - 1918 ini sempat dilarang beredar pada masa Orde Baru. Kini buku tersebut sudah dicetak dalam 43 bahasa di seluruh dunia.
“Bumi Manusia” juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk pementasan teater berjudul “Bunga Penutup Abad” pada 2016 yang dimainkan oleh Reza Rahadian, Happy Salma dan Chelsea Islan.
Nama besar Pramoedya Ananta Toer juga terdengar hingga ke Eropa. Novel Bumi Manusia juga pernah dijadikan materi kuliah sastra di Universitas Queen Mary London.