TEMPO.CO, Solo - Letusan freatik dari Gunung Merapi yang menyemburkan asap pekat setinggi 5,5 kilometer pada Jumat pagi, 11 Mei 2018, tidak sedikit pun menyurutkan nyali grup band hard rock legendaris asal Swedia, Europe, untuk konser di Kabupaten Boyolali pada Sabtu malam, 12 Mei 2018.
Baca: Europe Konser di Boyolali Malam Ini, 10 Ribu Tiket Telah Terjual
"Tadi juga sudah kami jelaskan tentang apa itu letusan freatik Gunung Merapi. Bagi mereka, tidak menjadi masalah, aman-aman saja," kata event consultant Volcano Rock Festival 2018, Anas Syahrul Alimi, saat ditemui Tempo seusai konferensi pers di kantor Bupati Boyolali pada Jumat malam.
Anas mengatakan personel Europe hanya sempat menanyakan alasan pesawat yang mereka tumpangi langsung dari Singapura harus berputar-putar dulu sekitar 15 menit sebelum mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta. "Ternyata pesawat yang mereka tumpangi itu pesawat terakhir yang mendarat sebelum Bandara Adi Sutjipto ditutup sementara karena hujan abu dari letusan freatik Gunung Merapi," kata Anas. Grup musik Europe dikenal dunia lewat lagu "The Final Countdown" yangfenomenal. Fanpop.com
Ihwal isu terorisme yang kembali mencuat di Indonesia pasca-rusuh di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Anas berujar hal itu juga tidak diambil pusing oleh personel Europe. "Mereka kan band legendaris yang sudah banyak pengalaman di berbagai belahan dunia," kata Anas.
Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat pagi secara kebetulan menjadi "pembuka" Volcano Rock Festival 2018, konser rock berskala internasional dengan bintang tamu utama Europe dan God Bless, yang akan diselenggarakan di Stadion Pandanarang, Boyolali, pada Sabtu, 12 Mei.
"Sesuai dengan tagline-nya, 'Gemah Ripah Rock Jinawi', Gunung Merapi itu memberi banyak berkah bagi warga sekitar. Kalau lagi batuk, harus dihindari. Setelah batuknya reda, berkahnya tanah menjadi subur karena abu vulkanis, material pasir dan batu berlimpah," kata Seno, yang juga menjadi promotor konser Europe ini.