TEMPO.CO, Jakarta - Film I Love You from 38.000 Feet (ILY from 38.000 Feet) menyajikan potensi wisata di Indonesia yang belum terjamah siapa pun. Apalagi sepertiga dari adegan film itu berlatar tujuan wisata yang menjadi andalan Kementerian Pariwisata.
"Dari sisi produksi, film ini menjadi istimewa bagi wilayah Jawa Timur, karena kami mengeksploitasi dan mengeksplorasi visual film di beberapa tempat wisata di Jawa Timur," kata produser ILY from 38.000 Feet Sukhdev Singh, ketika jumpa pers di Surabaya, Senin, 11 Juli 2016.
Ia mengatakan film yang telah diluncurkan pada 5 Juli lalu ini menampilkan pesona Taman Nasional Baluran di Banyuwangi, termasuk pantai, satwa, dan padang savana. Selain itu, pabrik tebu Jatiroto, Lumajang menjadi bagian dari film drama romantis itu.
"Baluran dan Lumajang yang masih menjadi tujuan wisata nasional diharapkan bisa menjadi tujuan wisata internasional melalui beberapa adegan di film ini, seperti halnya Bangka Belitung," tuturnya.
Selain menyuguhkan pesona wisata di Indonesia, film yang terinspirasi dari pramugari AirAsia, almarhumah Kharunisa, yang menulis pesan cinta sebelum kecelakaan pesawat terbang, menyajikan efek visual yang menggunakan sistem robotik.
"Adegan kecelakaan pesawat terbang ini menggunakan sistem robotik sehingga menyerupai turbulensi pesawat. Pembuatan bagian ini bekerja sama dengan spesialis efek dari Hollywood," kata Sukhdev, menerangkan.
Adegan yang dinilai sulit, kata dia, adalah ketika prototipe pesawat itu harus ditarik mesin derek raksasa hingga ketinggian tiga meter, sedangkan dalam prototipe pesawat terdapat adegan troli jatuh yang dikhawatirkan akan mengenai kamera.
"Produksi film yang akan membuat penonton terbawa perasaan ini dilakukan selama sembilan bulan, kemudian 2,5 bulan proses penyuntingan, sehingga kurang lebih sekitar setahun. Segmentasi film ini adalah penonton usia antara 15 tahun hingga 25 tahun," tuturnya.
Pemeran utama ILY from 38.000 Feet, Rizky Nazar, menambahkan, dia harus menjaga stamina, fisik, dan mental dalam proses pembuatan film itu, karena hampir semua adegan dilakukan di luar ruangan.
"Harus ada komitmen dari awal untuk bisa bekerja secara profesional, karena semua adegan dilakukan di luar ruangan maka membutuhkan banyak tenaga," ucap pemeran utama perempuan, Michelle Ziudith, menambahkan.
Selain jumpa pers, rencananya para pemeran utama beserta awak film akan mengunjungi sejumlah bioskop di Surabaya.
ANTARA