TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria disergap di dalam kamar apartemennya. Ia ditangkap dalam keadaan hanya menggunakan pakaian dalam. Mukanya melongo, bingung. Sekelompok pria berjas lantas segera mendudukannya di tempat tidur. Sebagian mengintegorasi, sisanya melahap setiap sudut ruangan, mencari bukti kalau pria tersebut benar mata-mata Soviet. Syak, mata-mata CIA itu tak peduli terhadap ekspresi bingung Rudolf Ivanovich Abel yang cakap diperankan Mark Rylance, pemain teater kawakan.
Abel masih sempat meminta salah satu anggota CIA yang memeriksanya untuk mengambilkan gigi palsunya. Ia pun sempat meminta untuk membersihkan palet lukisnya, alasannya agar cat tidak kering. Pada saat yang sama, Abel mengamankan sebuah pecahan lima sen yang telah dimodifikasi sebagai wadah menyimpan sandi tertentu. Koin yang sebelumnya ia dapatkan di bawah sebuah bangku di taman.
Di tempat lain, James B. Donovan (Tom Hanks) melakukan pembicaraan di sebuah restoran. Sekembalinya ke kantor firma hukum tempatnya bekerja, Jim mendapatkan tawaran untuk menjadi pengacara bagi Abel. Seorang pengacara Amerika menjadi pengimbang hukum bagi tahanan Soviet, mata-mata pula. Jim menerima tawaran tersebut, alasannya siapa pun berhak mendapatkan keadilan. Di sinilah Hanks dengan Abel bertemu. Menjalin hubungan sebagai pengacara dan klien dalam komunikasi yang unik. Tidak banyak pembicaraan antara keduanya, tapi keduanya mampu menunjukkan ada jalinan kepercayaan yang sedang dibangun. Spielberg tak salah memasangkan Hanks dengan Rylance dalam film ini.
Hanks, piawai berperan sebagai negosiator. Setiap perkataan dan upaya lobinya mampu jadi bahan pertimbangan sampai akhirnya Abel dijatuhi vonis 30 tahun penjara. Bukan hukuman mati di kursi listrik sesuai keinginan masyarakat Amerika saat itu. Jim mendapat teror, anak istri pun ikut tak habis pikir mengapa kepala keluarganya membela mata-mata musuh. Tapi Hanks, berdiri pada prinsipnya, “What makes us Americans? one thing—the constitution,” ucap Jim. Ia pun beralasan kalau ada mata-mata CIA yang tertangkap di Soviet, maka Abel bisa menjadi pertukaran. Jim mencoba untuk menghindari kepentingan dirinya sendiri. Tapi hal-hal yang diucapkannya kadang memang semacam propaganda rasa khas Amerika.
Hanks rupanya tak perlu lagi diuji menunjukkan peran seorang yang tenang meski ia lelah, takut, dan menyimpan kekhawatiran. Peran-peran seperti ini bisa aman di tangannya. Hanks berhasil menunjukkan sosok seorang pengusung keadilan melebihi kepolisian atau lembaga lain yang lebih berwenang kala itu.
Beberapa waktu kemudian, pesawat yang dikendarai pilot CIA, Francis Garry Power, ditembak jatuh di Soviet tahun 1960. Power diancam sepuluh tahun penjara karena tuduhan melakukan spionase dari udara. Di Jerman Timur, Frederic Pryor, seorang mahasiswa pascasarjana asal Amerika, ditangkap saat tembok Jerman dibangun. Jim mendapat beban baru, ia diminta untuk mengatur pertukaran tawanan mata-mata kedua negara tersebut. Tambahannya, Jim pun ingin sang mahasiswa bisa ikut dibebaskan. Kepiawaian dan kehati-hatian Jim dalam membuat pertimbangan kembali ditunjukan untuk bisa menukarkan tiga tawanan sekaligus.
Setting perang dingin di era 1950-an hingga 1960 sukses dibangun. Suasana 'dingin' terutama saat layar menampilkan pembangunan tembok yang membatasi Jerman Barat dan Timur demikian terasa dramatis.
Sutradara: Steven Spielberg
Produser: Steven Spielberg, Marc Platt, Kristie Macosko Krieger
Naskah: Matt Charman, Ethan Coen, Joel Coen
Pemain: Tom Hanks, Mark Rylance, Amy Ryan, Alan Alda
Musik: Thomas Newman
Sinematografi: Janusz Kamiski
AISHA SHAIDRA