TEMPO.CO, Jakarta - Industri film nasional diprediksi semakin bergairah dalam 2-3 tahun mendatang, menyusul semakin gencarnya sejumlah pemain baru membangun bioskop baru.
Bisnis bioskop di Indonesia sedang bergairah dan diperkirakan pada 2018 jumlah bioskop bertambah dua kali lipat dibandingkan sekarang, yakni sekitar 2.000 layar bioskop.
"Bertambahnya jumlah layar bioskop ini adalah angin segar bagi industri film Indonesia. Ini kesempatan bagi film berkualitas untuk diputar di bioskop semakin terbuka lebar,” ujar Djonny Syafruddin, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI).
Blitzmegaplex dan Cinemaxx adalah operator bioskop yang paling agresif menambah jumlah layar belakangan ini. Blitz yang dimiliki raksasa bisnis hiburan CJ (Korea) berencana membangun sejumlah bioskop baru di delapan lokasi di Surabaya, Bandung, Tangerang, Karawang, Cirebon, Jakarta, dan Yogyakarta.
Investasi jumbo dilakukan oleh Cinemaxx (Lippo Group) yang akan membangun 1.000 layar bioskop di 85 kota di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Saat ini jumlah layar bioskop terbanyak masih dipegang oleh jaringan Cinema XXI yang memiliki 850 layar di 33 kota di Indonesia. Cinema XXI juga terus melakukan penambahan layar sehingga akan menjadi 1.000 layar dalam dua tahun ke depan.
Menurut Djonny, pertumbuhan bisnis bioskop sangat bergantung kepada tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat, terutama kelas menengah. "Jika ekonomi membaik dan pendapatan masyarakat meningkat, industri bioskop dengan sendirinya akan meningkat pula."