TEMPO.CO, Jakarta - Nama Joey Alexander sudah lama dikenal pencinta musik jazz Tanah Air. Tapi anak lelaki berkacamata mirip Harry Potter ini tiba-tiba menjadi sorotan setelah dijadikan salah satu berita utama di halaman depan koran The New York Times. Apa kata para pencinta musik tentang Joey Alexander?
Adib Hidayat, salah satu pemerhati musik Indonesia, menulis dalam akun Twitter-nya, @adibhidayat, "Joey Alexander, membuat bangga Indonesia. Bocah ajaib ini muncul di front page The New York Times.” Dia juga mencuit ulang pujian The New York Times kepada Joey Alexander. (Bacalah: Inilah Sosok Joey Alexander Pianis Cilik yang Masuk The New York Times)
RT @nytimes: Joey Alexander might be the most talked-about child prodigy that jazz has seen in a while http://t.co/NUr3L4dy2J
RT @nytimes: He's famous in the jazz world, his bookings are piling up and his first album is out this week. And he’s 11 years old http://t.co/jFJ80Mndsu
Sejumlah media mancanegara lain, seperti Wall Street Journal, Down Beat Magazine, dan CBS News, pun memberitakan penampilan pianis Joey Alexander. Wall Street Journal menulis, hadirin tak henti-hentinya memperbincangkan penampilan Joey yang dianggap luar biasa.(Foto: Joey Alexander Memukau di Pentas Jazz).
Adapun Down Beat menulis, "Pianis muda berusia 10 tahun ini berhasil mencuri perhatian penonton. Bukan hanya penonton yang berdiri melakukan penghormatan kepada Joey, tapi seluruh pendukung Jazz at Lincoln Center Orchestra." Ini sebuah momen yang membanggakan. Sambutan penonton jazz Amerika bukan hanya kebanggaan bagi Joey Alexander, tapi juga kita orang Indonesia.
Menurut pemerhati musik Denny Sakrie dalam tulisannya yang dikirim ke Koran Tempo pada 10 Mei 2014, Joey adalah anugerah. (Baca: Joey Alexander, 11-Year-Old Indonesian Jazz Piano Prodigy Releases Debut CD)
"Bagi saya, ini merupakan momen tepat untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia dalam bidang seni, terutama musik," kata Denny. Selama ini Indonesia hanya diwartakan dalam bingkai berita-berita negatif, seperti gonjang-ganjing politik yang tak tentu arah dan korupsi yang kian merajalela. Hal-hal yang terasa busuk itu seperti mendapat embusan sejuk dan wangi lewat peristiwa budaya ini.
Denny pun mengutip ucapan Presiden John F. Kennedy: "Kalau politik kotor, puisilah yang membersihkannya". Maka tak berlebihan jika saya menyebutkan: "Jika politik kotor, musiklah yang membersihkannya."
BS
VIDEO: JOE ALEXANDER Memukai dengan Lagu Jazz Bengawan Solo