Gunawan mengaku tidak membela benar atau tidaknya PKI. Dia lebih menyesalkan adanya pembantaian itu sendiri. “Dalam hal apa pun, pembunuhan atau pembantaian manusia tidak dibenarkan,” ucapnya sambil menambahkan, “Film ini pada intinya adalah untuk penyadaran.”
Saat berhadapan, antara Adi Rukun dan pelaku yang ditanyainya, ada adegan mereka diam. “Sebenarnya pemeran inti dari film ini adalah kesenyapan itu sendiri,” ucap Gunawan.
Budiman Sukma, peserta diskusi, menilai pemeran inti dari film Senyap adalah kesenyapan itu sendiri yang diciptakan dalam setiap tanya-jawab antara Adi Rukun dan “narasumber”-nya. Sedangkan Amriadi Amir, mahasiswa ilmu politik, mengatakan tidak ada tendensi revolusioner dari film ini. “Film ini hanya ingin menyentuh jiwa kemanusiaan penonton dan memupuk rasa iba,” katanya.
Penulis M. Aan Mansyur, yang ditemui terpisah, malah menilai film Senyap terlalu ramai metafora sehingga pesan filmnya kurang tersampaikan. Menurut dia, film ini terlalu “hitam-putih” dan terkesan hanya memerankan aktor yang jahat dan baik, padahal bisa jadi ada pihak lain yang ikut berperan.
REZKI ALVIONITASARI
Berita lain:
Teroris di Paris, Kakak Beradik Ditembak Mati
Teror di Paris, Ini Cerita Warga Indonesia
Mengurus Gigi, Jokowi ke Klinik Balai Kota DKI