Dalam beberapa tanya-jawab yang dilakukan kepada para pelaku yang semuanya sudah lanjut usia, Adi menemukan fakta bahwa mereka semua menganggap pembantaian adalah perbuatan yang dibenarkan. Sebagian dari mereka juga tidak merasa bersalah.
“Mereka dipropaganda,” kata Adi. “Bahwa anggota komunis tidak memiliki Tuhan. Maka rakyat yang merasa beragama menganggap penganut paham komunis adalah musuh.”
Gunawan Mashar, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Makassar, ada di antara peserta nonton bareng film ini. Dia mengatakan Senyap secara tidak langsung adalah kelanjutan dari Jagal. Bedanya, kata dia, Jagal menyoroti sisi pelaku, sedangkan Senyap lebih berimbang dari segi sudut pandang antara pelaku dan para korban. “Senyap juga lebih banyak menampilkan para penyintas atau orang yang bertahan hidup, yakni Adi dan keluarganya.”
Dalam diskusi yang digelar seusai pemutaran film, Gunawan mengatakan kisah pembantaian yang dilindungi negara, seperti pada 1965-1966 lalu, terjadi sampai sekarang. Buktinya, menurut Gunawan, pelakunya bebas dan beberapa di antaranya bahkan berada di lingkaran penguasa.