TEMPO.CO , Jakarta:- Memiliki lemari pakaian penuh dengan baju rancangan desainer terkenal mungkin menjadi impian semua wanita. Namun tidak dengan Taylor Swift, menurutnya hal itu bukan sesuatu yang membuatnya berbahagia.
"Saya berada dalam momen dimana hanya bisa mengenakan baju sebanyak dua kali atau yang ditunjuk-tunjuk dalam malajah," katanya dalam Harper's Bazaar edisi Desember seperti dikutip dari laman People, 12 November 2012. "Hingga akhirnya saya harus berbelanja pakaian sepanjang waktu."
Setidaknya pelantun Back to December itu mengakui bahwa ia menyukai pakaian yang dimiliki. "Ada sisi feminim dari sebuah pakaian. Entah itu pakaian musim panas yang membuat saya bergerak bebas, gaun pesta koktail yang membuat saya merasa mewah, dan model vintage yang membuat saya merasa seperti ibu rumah tangga di tahun 50-an. Saya menyukai semua perasaa itu, dan untuk beberapa alasan saya menyukai pakaian," katanya.
Namun ada model pakaian yang penyanyi country ini selalu dambakan. "Saat itu saya berusia 15 tahun dan hendak pergi ke pesta prom untuk pertama kalinya. Saya melihat foto Gwyneth Paltrow yang mengenakan gaun Ralph Lauren berwarna merah muda untuk acara Oscar," katanya mengingat kejadian itu.
Lebih lanjut ia menuturkan, begitu menginginkan gaun yang sama Swift pun mengelilingi semua pusat perbelanjaan dan bertanya apabila ada gaun yang serupa dengan rancangan yang dikenakan Paltrow. "Anda memiliki gaun yang mirip dengan ini? Dan ternyata tidak ada satu pun," katanya.
Meskipun banyak berkomentar tentang mode dalam wawancara itu, Swift mengakui tidak pernah membahas masalah yang sama jika bersama dengan sahabatnya. "Kami tidak pernah berbicara tentang mode, karir, atau ambisi. Kami hanya berbagi cerita tentang persahabatan, perasaa, cinta, dan pria," katanya mengenai persahabatannya dengan selebriti lain seperti Emma Stone dan Selena Gomez.
NUR INTAN