TEMPO.CO, Jakarta - Saat politikus senior Andi Mapetahang Fatwa atau A.M. Fatwa kurang sehat, Dian Islamiati bertandang ke Jakarta. Maklum, dia salah adalah salah seorang putri A.M. Fatwa yang sudah menetap belasan tahun di Negeri Kanguru. Di sana, alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung itu menjadi produser eksekutif radio Australia Indonesia, ABC. “Aku rindu Tanah Air,” katanya.
Kini Dian, bekas jurnalis televisi swasta di Indonesia, menjadi Ketua Carbon Association Indonesia. Dalam kesempatan membesuk ayahnya, dia juga menyambangi teman-teman dekatnya semasa masih di RCTI, di antaranya perancang busana kebaya Amy Atmanto. “Saya perlu ditemani dia (Amy) ke mana-mana karena Jakarta sudah berubah,” ujar dara yang sejak 2001 menetap di Melbourne itu.
Di sana, di sela kesibukan menjadi produser, Dian memasak sendiri. Dia suka makan pempek dan tempe penyet. Bahkan, untuk mendapatkan resep makanan dari tempat asalnya, wanita asal Bone, Sulawesi Selatan, ini harus menjelajahi aneka resep Internet. “Dari sana saya bisa masak soto Makassar dan sup konro,” ucapnya.
Berbeda dengan di Jakarta, di Melbourne ke mana-mana Dian naik sepeda, termasuk ke kantor dengan jarak tempuh 6 kilometer. “Sepeda, selain gaya hidup, bermakna politik di sana,” kata Duta Asia Literacy, Asialink, ini.
Selain itu, Dian menjaga kesehatannya dengan olah tubuh, seperti boxing, pilates, salsa, tango, dan reiki. “Lebih baik bugar karena biaya pijat di Australia sampai Aus$ 80,” ujarnya terbahak.
EVIETA FADJAR | HP