Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merayakan Dunia Jahit

image-gnews
"Mengabadikan Kemuliaannya 2" karya Samsul Arifin, dalam pameran "The Maker", di Ark Galerie, Senopati, Jakarta. (TEMPO/Novi kartika)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan mesin jahit kuno itu terbenam dalam balutan torso-manekin, yang secara visual membuat konstruksi alat jahit tersebut tak lazim. Torso-manekin, yang biasanya digunakan penjahit untuk memajang busana bagian atas, diletakkan terguling dan menopang kaki mesin sebagai penunjang. Manekin itu transparan, sehingga kita bisa melihat separuh badan mesin jahit tertanam.

Samsul Arifin, perupa kontemporer kelahiran Malang, Jawa Timur, memberi judul karyanya itu: Mengabadikan Kemuliaannya #1. Bersama karya lukis dan instalasi kontemporer lainnya, Mengabadikan bisa dinikmati di Ark Galerie, Jakarta, dalam pameran tunggal Samsul Arifin bertajuk “The Maker”, yang berlangsung hingga 7 Mei mendatang. 

Dalam pameran itu, kita juga bisa melihat seri torso-manekin lainnya. Di sana terpampang 5 manekin dari fiber resin lengkap dengan kaki penyangganya. Komponen berulang ini tak sekadar menghadirkan bentuk separuh tubuh bagian atas perempuan. Di dalamnya ditanam alat-alat jahit-menjahit, seperti pita ukur, benang berwarna-warni, serta ribuan jarum pentul. Alat tersebut mencuri perhatian karena dibenamkan seragam pada satu torso-manekin. 

 

Melihat karya-karya yang dipamerkan, Samsul seperti sedang merayakan dunia jahit-menjahitnya. Ia menguasai bidang ini sejak kecil dengan membantu pekerjaan jahit-menjahit milik keluarganya. Rupanya tak sulit bagi Samsul untuk membuat bidang kerja ini menjadi sebuah karya rupa yang unik. 

Samsul memilih boneka sebagai obyek yang menjadi ciri karyanya. Sebelum pameran ini, obyek boneka telah ia gunakan pada karyanya. Awal 2000, karya Samsul mengejutkan dunia seni rupa kontemporer Indonesia. Kala itu ia menyajikan instalasi unik yang ditampilkan pada CP Biennale Jakarta 2003 bertajuk The Mattress of Image, 2000.  

Dalam karya itu, Samsul menampilkan sebuah kasur yang diletakkan di atas tempat tidur besi dalam ukuran yang sebenarnya. Sepintas kasur itu tampak biasa. Tapi, jika dicermati dari dekat, kasur itu terbuat dari boneka-boneka kecil berukuran 10 sentimeter berbentuk manusia. Miniatur manusia ini diletakkan tumpang-tindih sehingga membentuk bidang lebar kasur tersebut. 

Samsul bekerja dengan sangat cermat. Ia memulai dengan membentuk boneka-boneka kecil, lalu diisinya dengan kapuk. Semuanya ia kerjakan sendiri. Setelah itu, ia membuat pola, kemudian menjahit dan merangkai partikel ini menjadi sebuah kasur. Gagasan yang sangat menarik waktu itu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Boneka menjadi agregat untuk mencipta sebuah bentuk artistik. Kumpulan boneka ini mudah sekali dibaca sebagai manusia, masyarakat, atau orang-orang yang kalah maupun terbuang. Fenomena ini sangat dekat dalam drama kehidupan masyarakat. 

Pada pameran kali ini, Samsul masih menggunakan miniatur manusia sebagai ciri karyanya. Namun, bedanya, ia memanfaatkan tukang jahit untuk mengerjakan berkarung-karung miniatur manusia itu. Meski begitu, pengerjaan menyatukan boneka-boneka menjadi sebuah karya tetap dilakukan sendiri oleh Samsul. "Kalau saya pakai asisten, jadinya malah lebih repot dan lama,” kata Samsul kepada Jim Supangkat, yang menjadi kurator pamerannya. 

Lihat karya Samsul berjudul Antara Hidup dan Permainan (2010). Sebuah instalasi bola sepak raksasa dengan diameter 170 sentimeter. Butuh kecermatan yang luar biasa untuk mengerjakan bola raksasa ini. Menangkupkan boneka satu per satu, lalu menjahit sekaligus menyusun pola menyerupai kulit bola sepak. Ada boneka hitam dan putih di sana. Bagian dalam bola ini adalah resin yang massif, tanpa rongga. 

Lalu sebuah gaun, yang terdiri atas ratusan miniatur, berjudul You Can See (2010). Ketika membaca pesan tentang karya ini, Samsul mengungkapkan dalam katalog, dalam kehidupan sekarang banyak sekali orang yang dengan tega memanfaatkan orang lain untuk kepentingan sendiri. Mereka tak sadar bahwa kemewahan dan kesenangan yang mereka jalani sebetulnya melibatkan penderitaan orang banyak. 

Ada pula lukisan boneka bermata dengan judul Hilangnya Kebebasan (2010). Boneka bermata itu terikat dalam seutas tali putih yang sangat rumit hingga tak memberikan ruang gerak yang cukup baginya. Atau karya Rindu Booming (2010) dan Stagnan (2010). Kemunculan boneka bermata itu menjadi semacam kelahiran seorang tokoh. Bisa jadi tokoh tersebut menjadi representasi Samsul atas dirinya. 

Pada beberapa lukisan, boneka bermata itu ditampilkan dalam berbagai macam kondisi psikis. Mata yang dilukis sedang menatap dengan bingung, bersedih, terpukau, berjuang, atau bahkan merenung. Ekspresi ini juga menjadi semacam perumpamaan logis yang diciptakan Samsul untuk mengkomunikasikan suatu pesan, selain muatan artistiknya.  

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.