TEMPO.CO, Bandung - Galeri Pusat Kebudayaan di Bandung menghelat pameran seni rupa Artsiafrica#2 dengan judul Wajah Manusia Asia Afrika. Berlangsung sejak 16 – 30 September 2023, dinding ruangan galeri dipenuhi oleh 170 gambar karya seniman dari berbagai daerah di Indonesia. “Pameran drawing ini rangkaian menuju Bienale Drawing Artsiafrica di Bandung 2025,” kata kurator Isa Perkasa, Senin, 18 September 2023.
Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing. Tidak hanya yang bersifat tradisional, kata Isa, melainkan juga sosok manusia modern dengan beragam profesi. Misalnya atlet, seniman, penyanyi, artis film, politisi, atau pemimpin negara.
Pameran Seni Rupa dari Potret hingga Candi
Gagasan kurator itu kemudian ditanggapi para seniman yang karyanya kemudian diseleksi untuk tampil di Pameran Artsiafrica#2. “Karya gambar tidak harus menggambar potret wajah dengan mengejar kemiripan objek yang digambar,” ujar Isa. Selain figur orang, karya mereka juga bergambar cagar budaya seperti candi, istana, dan bangunan kuno lainnya.
Teknik gambar yang digunakan pun beragam, termasuk ukuran dan pemakaian warnanya. Ukuran gambar minimal seluas kertas A3 dan maksimal 100 x 150 sentimeter. Seniman membuatnya dengan media basah seperti cat atau tinta, atau media kering seperti pensil, krayon, pena, charcoal, atau campuran keduanya. Peserta pameran seperti Vincen dari Medan, membuat gambar arsiran wajah secara realis dari hasil merangkai jalinan benang. Sementara seniman Aryo Saloko menampilkan karyanya yang bergaya seni pixel.
Menggambar Tawarkan Bahasa Universal
Sementara itu menurut kurator lainnya dalam pameran itu, Nayera Subaih dari Mesir, pameran itu merayakan kekuatan wajah manusia sebagai kanvas universal untuk emosi, identitas, dan koneksi. “Menyatukan Asia dan Afrika melalui seni garis dan sapuan,” ujarnya. Menggambar, kata Nayera, melampaui waktu dan batas menawarkan bahasa universal untuk menyampaikan inti kemanusiaan.
Para seniman menarik inspirasi dari tradisi kuno, kehidupan kontemporer, pengalaman pribadi, dan lanskap yang selalu berubah di Asia dan Afrika. Setiap karya seni menceritakan kisah unik. “Pameran ini adalah nyanyian bagi pesona abadi wajah manusia,” kata dia.
Pilihan Editor: Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung