"Tenaga saya kayak diesel," kata Fahrani di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, (21/4) malam. Alhasil, ibarat mesin diesel, Fahrani merasa rangkaian perannya yang sering diputus di tengah-tengah adegan oleh sutradara itu sebagai pemanasan saja. "Makanya saya suka dengan sutradara yang tegas tapi tidak keluarin kata-kata kotor," tutur Fahrani.
Yang bikin ribet, Fahrani melanjutkan, jika jadwal pengambilan gambar dibikin asal-asalan. Kondisi demikian diakui gadis yang sudah menetap di Bali lima tahun belakangan ini, bikin susah menemukan totalitas dalam bermain. "Penjiwaan saya terhadap peran jadi berubah-ubah. Itu butuh penyesuaian yang lama lagi," ungkap Fahrani.
Peran Fahrani baru akan terlihat moncer, jika jadwal pengambilan gambar disusun tema demi tema seperti di film Radit dan Jani. "Saya lebih senang kalau shooting pas sedih, ya sedih terus sampai selesai. Kalau senang ya seneng terus sampai selesai," tutur Fahrani.
MUSTHOLIH