TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Kakao, perusahaan internet terkemuka Korea Selatan, Kim Beom Su telah ditangkap pihak berwajib atas dugaan manipulasi saham yang dilakukannya pada 2023 lalu. Melansir dari Yahoo Finance, Pengadilan Distrik Selatan Seoul memutuskan untuk menahan pria berusia 58 tahun itu, dengan alasan “kekhawatiran akan pemusnahan barang bukti dan pelarian.”
Mengutip dari Nikkei Asia, pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pendiri holding company Kakao ini pada Selasa pagi, 23 Juli 2024. Hal itu dilakukan setelah jaksa menuduhnya terlibat dalam tindakan sengaja menggelembungkan saham agensi K-pop, SM Entertainment pada tahun lalu, untuk menghalangi agensi saingannya HYBE membeli saham pengendali di SM.
Kakao merupakan pemegang saham terbesar di SM, dengan kepemilikan saham sebesar 40,3 persen. HYBE, agensi di balik boyband BTS, merupakan pemegang saham terbesar kedua, dengan kepemilikan saham sebesar 12,6 persen.
Akibat penangkapan Kim Beom Su, saham Kakao anjlok hingga 5,4 persen di Seoul pada Selasa kemarin. Lantas, bagaimana sebenarnya profil pendiri Kakao yang diduga manipulasi saham tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Profil Kim Beom Su
Berdasarkan laman Forbes, Kim Beom Su adalah pendiri KakaoTalk, aplikasi pengiriman pesan terbesar di Korea Selatan. Aplikasi itu bahkan terpasang di 90 persen telepon pintar di Negeri Ginseng tersebut.
Meski begitu, ia telah mengundurkan diri sebagai ketua dan meninggalkan dewan direksi pada Maret 2022. Saat ini, Kim Beom Su adalah ketua komite reformasi manajemen Kakao dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan mengenai isu-isu utama perusahaan.
Selain sebagai aplikasi perpesanan, puluhan juta pengguna Kakao juga menggunakan aplikasi itu untuk berbagai kegiatan daring lainnya. Mulai dari bermain game, mencari kabar dan informasi terbaru, hingga berbelanja.
Pada 2014, Kakao Corp, induk dari perusahaan KakaoTalk mengakuisisi mesin pencari nomor dua di negara itu, Daum. Akuisisi itu dilakukan dalam sebuah transaksi saham senilai US$ 3,3 miliar yang menghasilkan pencatatan pintu belakang.
Pada tahun yang sama pemerintah Korea Selatan mengklasifikasikan Kakao sebagai perusahaan besar. Perusahaan ini merupakan perusahaan rintisan teknologi pertama yang berhasil masuk ke liga besar.
Pada 2021, Kim Beom Su menandatangani Giving Pledge. Itu adalah komitmen untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan amal.
Melansir dari situs The Investor, pengusaha kelahiran 27 Maret 1966 ini merupakan lulusan dari Seoul National University. Dia mengambil gelar sarjana dan masternya di bidang Teknik Industri di salah satu universitas terbaik Korea Selatan itu.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Kim Beom Su sempat bekerja untuk Samsung SDS. Namun, ia meninggalkan perusahaan tersebut pada 1998 untuk mendirikan Hangame. Ini adalah portal permainan daring pertama Korea Selatan dengan sensasi yang menarik lebih dari 10 juta pengguna terdaftar dalam satu setengah tahun.
Kim lalu menggabungkan Hangame dengan Navercom pada 2001. Dia pun menjadi salah satu ketua perusahaan patungan NHN. Namun saat Naver menjadi situs portal teratas di Korea, Kim secara bertahap kehilangan pijakan di dalam perusahaan tersebut.
Ia pun memutuskan untuk meninggalkan NHN pada 2009. Setelah beberapa kali gagal, Kim memasuki bisnis web seluler dengan KakaoTalk, sebuah aplikasi pengirim pesan seluler. Bisnis Kim ini pun menjadi kesuksesan besar dengan mencatat lebih dari 1 juta pengguna terdaftar dalam enam bulan pertamanya.
Saat ini Kakao Corp telah mengalihkan fokusnya untuk membangun platform. Adapun ekosistem yang dibangun oleh Kakao, mencakup platform pembayaran seluler, layanan taksi, bank internet, dan perusahaan hiburan/manajemen.
RADEN PUTRI| ASIA NIKKEI| YAHOO FINANCE| FORBES|| M.THEINVESTOR|
Pilihan Editor: Jadi yang Terbesar, HYBE Akuisisi Saham SM Entertainment dari Lee Soo Man Senilai Rp 5 Triliun