TEMPO.CO, Jakarta - Sebulan sejak Sabrina Carpenter merilis video musik untuk lagu hitnya, "Feather", seorang pastor yang mengizinkan adegan dari video tersebut diambil di sebuah gereja di Brooklyn telah dicopot dari tugas administrasinya. Pencopotan itu merupakan keputusan Keuskupan Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Dua hari setelah rilis video musik itu pada 30 Oktober 2023, Keuskupan Brooklyn membagikan pernyataan ketidaksukaan mereka. Pernyataan yang dikeluarkan di bawah Kantor Berita Katolik yang menyatakan bahwa Uskup Robert Brennan terkejut dengan apa yang difilmkan di Blessed Virgin Mary Church atau Gereja Santa Perawan Maria di Brooklyn.
Musik Video Tak Ikuti Protokol Gereja
Menurut berita yang diunggah di Facebook tersebut, Keuskupan menyatakan bahwa Gereja Santa Perawan Maria tidak mengikuti protokol yang berlaku untuk menyetujui apa yang akan difilmkan di properti Gereja. Pastor gereja, Monsinyur Jamie J. Gigantiello yang memberikan izin kepada tim Carpenter untuk memfilmkan video tersebut dibebastugaskan dari jabatannya.
Menurut The New York Times, Uskup Brennan membebaskan Monsinyur Gigantiello dari tugas administratifnya di paroki tersebut. Hal ini karena paroki tidak mengikuti kebijakan keuskupan mengenai pembuatan film di properti Gereja, yang mencakup peninjauan adegan dan naskah.
Video yang terinspirasi dari film horor yang telah ditonton lebih dari 11 juta kali ini menampilkan adegan-adegan di dalam gereja abad ke-19 itu. Sabrina Carpenter menari-nari di sekitar bangku dan altar dengan gaun tule hitam lengkap dengan hiasan kepala dengan bahan dan warna hitam.
Dalam video tersebut, mantan bintang Disney Channel tersebut membunuh dan menyaksikan kematian para pria yang memperlakukannya secara tidak pantas dengan menggodanya dan memotretnya. Carpenter tampaknya tidak sedang berkabung saat dia menari di sekitar altar gereja - yang didekorasi dengan memorabilia untuk pemakaman almarhum.
Klarifikasi dari Pihak Gereja
Dalam sebuah unggahan di halaman Facebook gereja, pastor tersebut meminta maaf kepada umat paroki. Ia menuturkan, ketika didekati oleh kru untuk membuat video musik pada September lalu, pencarian online tentang artis tersebut tidak mengungkapkan sesuatu yang meragukan. Oleh karena itu, ia menyetujui proyek tersebut sebagai "upaya untuk lebih memperkuat ikatan antara para seniman kreatif muda yang merupakan bagian besar dari komunitas ini."
Menurut The New York Times, imam Katolik tersebut mengatakan dalam sebuah email bahwa ia sadar akan ada adegan pemakaman dalam visual tersebut. Sayangnya, versi akhir dari visual tersebut tidak seperti yang ditunjukkan kepadanya. Pihak gereja di Brooklyn menyatakan bahwa investigasi lebih lanjut akan dilakukan dalam proses persetujuan beberapa minggu mendatang.
NEW YORK TIMES | BILLBOARD | PEOPLE
Pilihan Editor: Deretan Hal Menarik dari Sabrina Carpenter