TEMPO.CO, Jakarta - Women from Rote Island berhasil memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI 2023) sebagai Film Cerita Panjang Terbaik. Film yang membawa isu sosial Indonesia yang belakangan kerap terjadi ini berhasil memenangkan 4 kategori sekaligus pada Selasa, 14 November 2023.
Women from Rote Island karya rumah produksi Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema membawa pulang penghargaan untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik dan Sutradara Terbaik oleh Jeremias Nyangoen, Pengarah Sinematografi Terbaik oleh Joseph Christoforus Fofid dan Film Cerita Panjang Terbaik.
Women from Rote Island Menangkan Semua Nominasi Piala Citra yang Didapat Tahun Ini
Masuk dalam 4 nominasi di FFI 2023, film ini mencapai kesuksesan besarnya dengan meraih Piala Citra untuk semua nominasi yang didapatkan.
Women from Rote Island. Foto: Youtube.
Sederet kru dan para pemain dari Women from Rote Island naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan tertinggi Film Cerita Panjang Terbaik di industri film Indonesia.
Baca Juga:
Produser Rizka Sharika naik ke atas panggung untuk memberikan sambutan terima kasihnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan film.
"Terima kasih banyak semuanya, film Women from Rote Island bisa sampai di titik ini karena Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih banyak untuk semuanya, Bintang Cahaya Sinema, Langit Terang Sinema," kata produser Women from Rote Island, Rizka Sharika dalam pembukaan sambutannya.
Terima Kasih untuk 170 Kru Women from Rote Island
Rizka juga memberikan ucapan terima kasih kepada 170 kru Women from Rote Island yang menjadikan film ini berhasil digarap sampai selesai.
Produser Rizka juga mengaku ngefans dengan Reza Rahadian selaku Ketua Komite FFI. "Salah satu alasan saya ada di sini juga, setiap film Mas Reza saya selalu nonton. Penghargaan ini untuk seluruh produser di Indonesia," ujarnya.
Di atas panggung, Jeremias Nyangoen selaku penulis naskah dan sutradara film ini turut berterima kasih kepada 170 kru yang tak bisa disebut satu-satu. "Terima kasih untuk semuanya, untuk sutradara kita Pak Jerry. Saya sangatt bersyukur mendapat penghargaan ini karena perjuangan kita bisa di titik selesai. Ini penghargaan pertama kita," katanya.
Poster film Women from Rote Island. Foto: Bintang Cahaya Sinema
Proses Panjang Film Women from Rote Island
Saat ditemui usai menerima Piala Citra, segenap kru dan sineas film Women from Rote Island menyapa awak media dan secara mendalam memberikan sambutan mereka atas penghargaan bergengsi ini.
"Proses menulis film ini 2 tahun, sungguh proses yang luar biasa dan besar. Perasaannya sangat bersyukur akhirnya perjuangan kita dapat diapresiasi dengan baik intinya bahagia bangga dan terharu," ujar produser Rizka Sharika.
Women from Rote Island Angkat Persoalan Bangsa Indonesia dan Negara Lain
Kepada Tempo, Jeremias Ngayoen menjelaskan seputar film ini dari sudut pandangnya sebagai penulis dan sutradara. "Sebenarnya basic cerita Indonesia dan setting Indonesia Timur memang, tapi film ini persoalan bangsa Indonesia. Ini persoalan Bangladesh, India, Afrika Selatan. Kami bicara soal pelecehan seksual, masalah pembunuhan sampai mutilasi, jadi persoalan dunia. Jadi itu pemikiran saya, bukan hanya Indonesia Timur," ujar Jeremias.
Para pemain film Women from Rote Island juga menggaungkan agar Indonesia maupun negara-negara lain di dunia bisa memberhentikan perdangangan manusia dan stop pelecehan seksual.
Pilihan Editor: Diperankan Pemain Asli NTT, Women from Rote Island Kampanyekan Stop Kekerasan Seksual