Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Gunter Grass, Sastrawan Jerman yang Memenangi Nobel Sastra

image-gnews
Peraih Nobel, Gunter Grass saat di depan rumahnya di Behlendorf, Jerman, 30 September 1999. Penulis novel Anti-Nazi, dikabarkan telah tutup usia pada 13 April 2015 di klinik kesehatan di Lubeck, sebuah kota kecil di utara Jerman usai dirawat selama sepekan. (AP Photo)
Peraih Nobel, Gunter Grass saat di depan rumahnya di Behlendorf, Jerman, 30 September 1999. Penulis novel Anti-Nazi, dikabarkan telah tutup usia pada 13 April 2015 di klinik kesehatan di Lubeck, sebuah kota kecil di utara Jerman usai dirawat selama sepekan. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunter Wilhelm Grass atau Gunter Grass merupakan sastrawan yang berasal dari Kota Bebas Danzig. Pada 1999, dia dihormati dengan Hadiah Nobel Sastra lantaran karya-karya novelnya yang dinilai memberi pengaruh besar. 

Tanggal 16 Oktober, pada tahun 1927, merupakan hari kelahiran Gunter Grass. Dia salah satu penulis paling berpengaruh dalam sastra Jerman dan internasional, dikenal karena karyanya yang beragam, kebijakan sosialnya yang kontroversial, dan penghargaan prestisius yang diterimanya, termasuk Hadiah Nobel Sastra pada 1999. 

Profil Gunter Grass

Dikutip dari Britannica, Gunter Wilhelm Grass atau Gunter Grass merupakan sastrawan yang berasal dari Kota Bebas Danzig (sekarang Gdansk, Polandia). Keluarganya memiliki latar belakang etnis Jerman-Polandia, dan masa kecil Grass yang diwarnai oleh pengalaman Perang Dunia II dan tragedi pascaperang ini memengaruhi karyanya di kemudian hari.

Gunter Grass adalah penulis yang produktif, dengan karya-karya yang beragam termasuk novel, puisi, esai, drama, dan autobiografi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel debutnya, "The Tin Drum" (Die Blechtrommel), yang diterbitkan pada 1959. 

Novel ini menggambarkan narasi yang kuat dan imajinatif tentang Oskar Matzerath, seorang anak yang berhenti tumbuh pada usia tiga tahun dan memainkan alat musik lonceng untuk mengekspresikan protesnya terhadap dunia dewasa yang gila perang. Novel ini menjadi juru sastra generasi Jerman yang tumbuh di era Nazi. 

Selain Die Blechtrommel, Gunter Grass juga menulis novel terkenal lainnya, yaitu Katz und Maus (1961) dan novel epik, Hundejahre (1963). Karena dinilai memberi pengaruh cukup besar, ketiga novel ini kemudian dikenal sebagai "trilogi Danzig".

Gunter Grass menulis novel lainnya, yang kebanyakan bertopik politik. Itu termasuk Ortlich Betaubt (1969 ), tentang protes terhadap Perang Vietnam. Die Rattin (1986), membahas visi tentang akhir umat manusia yang mengungkapkan ketakutan Grass terhadap bencana nuklir dan bencana lingkungan. Grass juga menulis Unkenrufe (1992), berkisah tentang hubungan tak nyaman antara Polandia dan Jerman . 

Pada 1995 Grass menerbitkan Ein weites Feld, sebuah novel ambisius yang membahas reunifikasi Jerman pada 1990. Karya tersebut mendapat kritikan tajam dari para kritikus Jerman, yang mengecam penggambaran reunifikasi oleh Grass sebagai “misconstrued” dan “unreadable.” Dalam novel itu, Grass terang-terangan menyebut Jerman tak mempunyai kekuatan yang terorganisir secara politik untuk memperbarui diri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Novel Mein Jahrhundert (1999), kumpulan 100 cerita terkait, tak terlalu bersifat politis dibandingkan banyak karya sebelumnya. Di dalamnya Grass menceritakan peristiwa abad ke-20 dengan menggunakan cerita setiap tahun, masing-masing dengan narator berbeda.

Kemenangan Nobel Sastra dan kematian Gunter Grass

Dikutip dari Nobelprize.org, pada 1999, Gunter Grass dihormati dengan Hadiah Nobel Sastra, yang diberikan kepadanya "untuk perpaduan gambaran sejarah yang puitis, autobiografi, dan pengamatan yang ditajam dalam novel-novelnya." 

Grass dikenal karena karyanya yang berfokus pada tema-tema sejarah Jerman, identitas, dan akibat pascaperang, dan kemampuannya untuk menciptakan dunia fiksi yang kompleks dan simbolis.

Gunter Grass kemudian meninggal pada 13 April 2015 di kota kelahirannya, Gdansk, Polandia. Meskipun kontroversi mendampingi sebagian besar hidupnya, ia tetap dihormati sebagai salah satu penulis terbesar abad ke-20. 

Karya-karya Grass tetap menjadi bagian integral dari kanon sastra dunia, dan warisan sastranya terus memengaruhi generasi penulis yang datang setelahnya.

Pilihan editor: Penulis Norwegia Jon Fosse Menang Nobel Sastra 2023

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 jam lalu

Lindsey Graham. REUTERS/Pool
Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.


Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

14 jam lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.


Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

23 jam lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024.   TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.


Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Lindsey Graham. REUTERS/Pool
Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza


Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

3 hari lalu

Pekerja memperlihatkan bijih nikel. (ANTARA/HO-Antam)
Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.


Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

6 hari lalu

Maxton Hall - The World Between Us. Dok. Prime Video
Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

7 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

7 hari lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.


Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

8 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menangis saat memeluk Jenderal Maruli Simanjuntak yang baru dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. Luhut yang baru saja pulih hadir menyaksikan sang menantu, Maruli Simanjuntak dilantik menjadi KSAD. TEMPO/Subekti.
Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?


Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

9 hari lalu

Pemain Borussia Dortmund Marco Reus mencetak gol ke gawang PSV Eindhoven dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Signal Iduna Park, Dortmund, 14 Maret 2024. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer